JOGLOSEMARNEWS.COM Edukasi Kesehatan

Ini Tips dan Langkah dalam Membantu Remaja Berhenti Mengisap Vape

Ilustrasi rokok elektrik atau vape. Pixabay
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Belakangan ini, jika terlihat remaja merokok rokok elektrik atau biasa disebut dengan istilah vape, bukanlah pemandangan yang asing lagi.

Tidak sedikit remaja yang coba-coba menggunakan rokok elektrik karena penasaran, namun terkadang berubah menjadi ketagihan.

Sementara, ada sejumlah remaja yang sebenarnya ingin berhenti, tetapi tidak yakin bagaimana caranya.

Padahal, banyak saran dari pakar bahwa merokok vape juga memiliki risiko yang tak kalah besarnya dengan rokok konvensional.

Mengenai hal itu, profesor madya Michelle Jongenelis dari Melbourne Centre for Behaviour Change, University of Melbourne, Australia membagikan beberapa tip praktis yang bisa dilakukan orang tua.

Ayah dan ibu dapat mempraktikkannya untuk membantu remaja berhenti memakai vape.

“Jika Anda adalah orang tua dari seorang remaja yang belum siap untuk mencoba berhenti merokok elektrik, Anda perlu berusaha meningkatkan motivasi mereka untuk berhenti terlebih dahulu,” kata Jongenelis, dikutip dari laman the Conversation, Selasa (18/4/2023).

Dia mengingatkan, menegur anak atau menasihati soal bahaya yang mengintai dari rokok elektrik kemungkinan besar tidak akan berhasil.

Begitu juga melontarkan kritik dan menceramahi remaja. Tugas orang tua adalah meningkatkan motivasi remaja untuk berhenti.

Lebih baik membicarakan hal ini dengan anak dapat dilakukan tanpa menghakimi, bicarakan dengan anak remaja tentang kebiasaan mereka mengisap rokok elektrik.

Apabila remaja memang sudah punya kesadaran ingin berhenti, tapi bingung memulainya, itu pertanda bagus. Tanyakan alasan dia ingin berhenti dan itu bisa digunakan sebagai motivasi.

Berikutnya, diskusikan hambatan yang mungkin menghalangi remaja berhenti mengisap rokok elektrik. Orang tua perlu tahu hal yang dikhawatirkan remaja jika mereka mencoba untuk berhenti.

Apakah remaja menggunakan vape untuk bersantai dan khawatir akan menjadi lebih cemas atau apakah mereka khawatir kehilangan teman?

Setelah mengetahui alasannya, beri tahu manfaat yang bisa dirasakan remaja jika mereka berhenti. Misalnya, jika remaja memakai vape untuk merasa lebih rileks, orang tua bisa membantu menemukan cara lain untuk mengurangi stres.

Menyoroti nilai-nilai yang dianut remaja dan menggunakannya untuk menunjukkan bahwa vape tidak selaras dengan itu juga bisa membantu.

Baca Juga :  Biki Lezat dan Gurih, Ini Resiko Konsumsi Santan secara Berlebihan

Sebagai contoh, jika remaja pernah bolos kelas demi mengisap vape. Padahal, biasanya dia adalah siswa yang rajin.

Diskusikan perbedaan ini dan kemungkinan dampak jangka panjang dari ketergantungan pada vape. Setelah remaja termotivasi, saatnya menetapkan tujuan untuk berhenti.

Kembangkan tujuan yang spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan dengan jangka waktu tertentu.

Umpamanya, tujuan jangka pendek seperti membatasi hanya boleh mengisap vape tiga hari dalam sepekan.

Setelah tercapai, tujuan tersebut dapat terus ditingkatkan secara bertahap, sampai remaja berhasil berhenti sepenuhnya dari kebiasaan mengisap rokok elektrik.

Pastikan memberi penghargaan kepada remaja saat berhasil mencapai tujuan-tujuan tersebut, bahkan untuk yang terkecil sekalipun.

Itu merupakan wujud kasih sayang yang bisa ditunjukkan orang tua, alih-alih hanya mengkritik dan menghukum.

Selama proses berhenti mengisap vape, orang tua bisa memberikan alternatif kegiatan lain untuk remaja.

Bisa dengan mengerjakan teka-teki, menggambar, bermain gim di ponsel, atau pergi ke gym dan berjalan-jalan di alam bebas.

Selalu ingatkan remaja tentang alasannya ingin berhenti dan konsekuensi jika tidak berhenti. Itu bisa membantu mereka berlatih mengatakan “tidak” jika ada orang yang kembali menawari vape.

Saat keinginan kembali mengisap vape cukup besar, alihkan dengan menyantap makanan ringan atau mengunyah permen karet.

Sementara, cukup banyak vape yang mengandung nikotin meskipun tidak diberi label seperti itu. Apabila saran yang telah disampaikan tak berhasil dan remaja mungkin mengalami kecanduan, segera berkonsultasi dengan dokter untuk bantuan ekstra.

 

Kerusakan Gigi Signifikan

Rokok elektrik atau vape bisa memiliki dampak buruk pada kesehatan gigi dan gusi. Dokter gigi Rizwan Mahmood yang merupakan salah satu pendiri Rüh Dental di Inggris mengatakan, efek vape pada gigi dan kesehatan mulut secara keseluruhan cukup signifikan.

“Rokok elektrik melepaskan banyak bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia. Salah satu bahan kimia itu adalah formaldehyde yang jika dipanaskan dengan baterai tegangan tinggi dapat menyebabkan iritasi pada hidung, mulut, dan tenggorokan,” ujar Mahmood.

Baca Juga :  Madu Baik Dikonsumsi Saat Sahur, Bermanfaat Sebagai Pengikat Energi Selama Puasa

Dikutip dari laman Express, Senin (24/4/2023), rokok elektronik pertama kali diperkenalkan di Inggris pada pertengahan 2000-an. Kala itu, diharapkan rokok elektrik akan menjadi alternatif yang lebih sehat dari merokok tembakau.

Rokok elektrik diklaim tidak mengandung beberapa bahan beracun yang ada di rokok tradisional.

Sayangnya, rokok elektrik justru telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan selama bertahun-tahun, yang diungkap dalam beragam penelitian.

Mahmood menyampaikan, rokok elektrik berpotensi menyebabkan gangguan pernapasan. Selain itu, menelan bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalamnya dapat menyebabkan luka bakar dan mengakibatkan timbulnya bisul di mulut.

Bahan kimia bernama propilen glikol dalam rokok elektrik bisa menyebabkan mulut kering, bau mulut, sariawan, dan kerusakan gigi.

Nikotin, komponen utama vape dan rokok, membatasi aliran darah ke gusi sehingga menyebabkan peningkatan risiko penyakit gusi.

“Ketika dicampur dengan propilen glikol, formaldehida, dan benzena, risiko ini semakin meningkat,” kata Mahmood.

Salah satu alasan mengapa banyak orang memilih rokok elektrik adalah untuk menghindari perubahan warna pada gigi yang sering dikaitkan dengan merokok tembakau. Namun, Mahmood berkata anggapan bahwa tar dalam rokok dapat menodai gigi adalah kesalahpahaman.

Sebab, penyebab yang memicu efek pewarnaan itu adalah nikotin. Jika khawatir gigi bernoda, disarankan sama sekali menghindari rokok maupun rokok elektrik.

Efek lain dari rokok elektrik adalah perubahan komposisi bakteri. Mahmood menginformasikan bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa aerosol dari rokok elektrik dapat menyebabkan peningkatan hampir empat kali lipat perlengketan mikroba ke enamel gigi.

“Rokok elektrik dengan rasa buah yang manis bahkan lebih buruk karena memiliki struktur kimia yang mirip dengan permen dan minuman manis dan menempel di gigi lebih lama, menyebabkan kerusakan gigi,” ujarnya.

Bagi orang yang tengah berusaha untuk berhenti merokok atau mengisap rokok elektrik, disarankan berkonsultasi dengan dokter untuk langkah-langkahnya.

Mahmood juga merekomendasikan untuk mencoba opsi lain yang tidak tertelan atau terhirup, seperti patch nikotin.

www.republika.co.id

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com