JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Belakangan ini, jika terlihat remaja merokok rokok elektrik atau biasa disebut dengan istilah vape, bukanlah pemandangan yang asing lagi.
Tidak sedikit remaja yang coba-coba menggunakan rokok elektrik karena penasaran, namun terkadang berubah menjadi ketagihan.
Sementara, ada sejumlah remaja yang sebenarnya ingin berhenti, tetapi tidak yakin bagaimana caranya.
Padahal, banyak saran dari pakar bahwa merokok vape juga memiliki risiko yang tak kalah besarnya dengan rokok konvensional.
Mengenai hal itu, profesor madya Michelle Jongenelis dari Melbourne Centre for Behaviour Change, University of Melbourne, Australia membagikan beberapa tip praktis yang bisa dilakukan orang tua.
Ayah dan ibu dapat mempraktikkannya untuk membantu remaja berhenti memakai vape.
“Jika Anda adalah orang tua dari seorang remaja yang belum siap untuk mencoba berhenti merokok elektrik, Anda perlu berusaha meningkatkan motivasi mereka untuk berhenti terlebih dahulu,” kata Jongenelis, dikutip dari laman the Conversation, Selasa (18/4/2023).
Dia mengingatkan, menegur anak atau menasihati soal bahaya yang mengintai dari rokok elektrik kemungkinan besar tidak akan berhasil.
Begitu juga melontarkan kritik dan menceramahi remaja. Tugas orang tua adalah meningkatkan motivasi remaja untuk berhenti.
Lebih baik membicarakan hal ini dengan anak dapat dilakukan tanpa menghakimi, bicarakan dengan anak remaja tentang kebiasaan mereka mengisap rokok elektrik.
Apabila remaja memang sudah punya kesadaran ingin berhenti, tapi bingung memulainya, itu pertanda bagus. Tanyakan alasan dia ingin berhenti dan itu bisa digunakan sebagai motivasi.
Berikutnya, diskusikan hambatan yang mungkin menghalangi remaja berhenti mengisap rokok elektrik. Orang tua perlu tahu hal yang dikhawatirkan remaja jika mereka mencoba untuk berhenti.
Apakah remaja menggunakan vape untuk bersantai dan khawatir akan menjadi lebih cemas atau apakah mereka khawatir kehilangan teman?
Setelah mengetahui alasannya, beri tahu manfaat yang bisa dirasakan remaja jika mereka berhenti. Misalnya, jika remaja memakai vape untuk merasa lebih rileks, orang tua bisa membantu menemukan cara lain untuk mengurangi stres.
Menyoroti nilai-nilai yang dianut remaja dan menggunakannya untuk menunjukkan bahwa vape tidak selaras dengan itu juga bisa membantu.
Sebagai contoh, jika remaja pernah bolos kelas demi mengisap vape. Padahal, biasanya dia adalah siswa yang rajin.
Diskusikan perbedaan ini dan kemungkinan dampak jangka panjang dari ketergantungan pada vape. Setelah remaja termotivasi, saatnya menetapkan tujuan untuk berhenti.
Kembangkan tujuan yang spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan dengan jangka waktu tertentu.
Umpamanya, tujuan jangka pendek seperti membatasi hanya boleh mengisap vape tiga hari dalam sepekan.
Setelah tercapai, tujuan tersebut dapat terus ditingkatkan secara bertahap, sampai remaja berhasil berhenti sepenuhnya dari kebiasaan mengisap rokok elektrik.
Pastikan memberi penghargaan kepada remaja saat berhasil mencapai tujuan-tujuan tersebut, bahkan untuk yang terkecil sekalipun.
Itu merupakan wujud kasih sayang yang bisa ditunjukkan orang tua, alih-alih hanya mengkritik dan menghukum.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com