WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Siapa yang tidak mengenal camilan emping melinjo. Meskipun acapkali dihindari lantaran dianggap memicu asam urat naik, emping melinjo masih digemari.
Tapi tahu tidak bahwa sebenarnya membuat emping melinjo mudah ternyata. Tidak perlu keluar banyak modal plus cepat hasilnya.
Lantas bagaimana cara membuat emping melinjo itu? Yuk kita simak pemaparan para empu kuliner di kawasan Pracimantoro Wonogiri.
Kenapa untuk mengetahui cara membuat emping melinjo harus menelusur hingga ke Pracimantoro Wonogiri? Usut punya usut, di Pracimantoro Wonogiri terdapat sentra sentra pembuatan emping melinjo.
Sejak puluhan tahun sejumlah warga Desa Pracimantoro Kecamatan Pracimantoro memiliki usaha pembuatan emping melinjo. Hingga kini mereka masih mempertahankan cara membuat emping melinjo secara tradisional.
Meskipun tanpa bumbu, cara membuat emping melinjo ala Pracimantoro Wonogiri dijamin gurih dan renyah. Mengingat rasa asli melinjo yang sudah gurih dari sananya dan proses pembuatan yang murni tradisional dengan pengeringan alami.
Salah satu pembuat emping melinjo adalah Tukinem, warga RT 5 RW Belik Pracimantoro Wonogiri.
Sehari-hari Tukinem memproduksi emping dengan putrinya. Tempat pembuatan emping itu berada di belakang rumahnya.
Tukinem dan anaknya membuat emping dengan peralatan yang masih tradisional. Peralatan yang digunakan di antaranya wingko atau wajan dari tanah liat, serok kayu, batu dan kayu untuk menggepuk dan lain-lain.
Tukinem mengaku mulai membuat emping sejak 1988.
Menurutnya, cara membuat emping melinjo dengan alat tradisional lebih cepat dan efisien dibandingkan menggunakan mesin. Terlebih sejak dulu sudah terbiasa manual dan tidak berminat menggunakan peralatan modern.
Dia mengaku bahwa memakai mesin malah tidak bisa cepat. Misal sehari bisa menghabiskan melinjo 15 kilogram jika menggunakan cara tradisional, kalau pakai mesin malah gak sampai.
Tukinem menjelaskan, cara membuat emping melinjo diawali dengan mengelupas melinjo. Jika sudah kering, melinjo kemudian disangrai atau digoreng di atas wingko
Setelah matang melinjo kembali dikupas dengan cara digepuk menggunakan batu.
Selanjutnya, melinjo ditumbuk di atas batu menggunakan alat penggepuk. Melinjo yang digepuk dibuat bentuk bundar atau bulat. Kemudian emping dijemur hingga kering.
“Dalam proses itu tidak dikasih bumbu. Kalau mau dikasih bumbu waktu sudah kering. Kalau pas goreng matang itu kadang ada yang dikasih cabai dan bawang,” ujar Tukinem baru baru ini.
Tukinem dan anaknya biasa memproduksi emping sejak pukul 07.00-16.00 WIB. Dalam satu hari bisa mengolah 15 kilogram melinjo kering. Dari jumlah itu biasanya bisa menghasilkan 7,5 kilogram emping per hari. Jika melinjo basah, 10 kilogram melinjo bisa menjadi 4,5 kilogram emping.
Untuk saat ini, kata Tukinem, harga satu kilogram emping Rp 60.000 hingga Rp 65.000. Harga tertinggi emping terjadi menjelang lebaran lalu. Saat itu harganya mencapai Rp 70.000 – Rp 80.000 per kilogram.
Sementara itu, harga melinjo mentah yang digunakan untuk membuat emping di pasaran sebesar Rp 20.000 per kilogram. Menjelang Lebaran lalu, harga naik mencapai Rp 28.000 per kilogram.
Namun, menurut Tukinem belum tentu setiap hari bisa memproduksi emping hingga 7,5 kilogram. Sebab ia membuat emping berdasarkan stok klatak atau melinjo yang sudah dikupas.
Camat Pracimantoro,Warsito mengatakan sentra emping melinjo di Desa Pracimantoro tersebar di Dusun Jenar, Tulangan dan Belik. Adapun jumlah pembuat emping melinjo di tiga tempat itu sekitar 35 orang. Aris Arianto