Beranda Daerah Wonogiri Kekeringan Wonogiri, Harga Air Bersih di Paranggupito Tembus Rp 150 Ribu

Kekeringan Wonogiri, Harga Air Bersih di Paranggupito Tembus Rp 150 Ribu

Kekeringan
Mobil tangki mendistribusikan air bersih bagi warga Kecamatan Paranggupito Wonogiri. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Warga di kawasan Wonogiri selatan seperti Kecamatan Paranggupito Wonogiri kini telah terbiasa membeli air bersih. Ini merupakan dampak musim kemarau hingga memicu kekeringan Wonogiri.

Untuk diketahui harga air bersih saat ini mencapai Rp 150 ribu per tangki ukuran 6000 liter.

Yang perlu diingat harga air bersih senilai Rp 150 ribu itu untuk wilayah sekitar kota Kecamatan Paranggupito Wonogiri.

Sementara harga air bersih di daerah yang lebih jauh dari kota Kecamatan Paranggupito Wonogiri bakal lebih mahal.

Sementara itu, Pemkab Wonogiri mengupayakan pipanisasi sambungan air ke rumah warga.

Salah satu warga Desa Paranggupito Kecamatan Paranggupito Wonogiri, Sri Lestari (50), mengaku sudah mulai membeli air bersih. Baru-baru ini, dia sudah membeli satu tangki air berisi 6.000 liter air bersih.

“Satu tangki kalau di tempat saya harga air bersih Rp 150 ribu. Kalau di daerah yang lebih jauh harganya juga bisa lebih,” sebut Sri Lestari, Rabu (7/6/2023).

Sri Lestari membeli satu tangki air bersih yang digunakan untuk keluarganya yang terdiri dari lima orang. Sebanyak 6.000 liter air itu bisa dimanfaatkan sampai dengan dua pekan dengan mode penggunaan hemat.

Air digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti memasak, mandi, dan mencuci piring. Untuk urusan mencuci pakaian, Sri Lestari memilih untuk mencucinya di telaga tak jauh dari kediamannya.

Baca Juga :  1 Juta Jiwa Jadi Sasaran Cek Kesehatan Gratis di Wonogiri, Silakan Periksa Saat Ultah

“Sudah jarang hujan. Kemarin siang gerimis,” kata Sri Lestari.

Jaringan air bersih sudah ada di wilayah setempat. Namun, Sri Lestari belum memasang sambungan air bersih di rumahnya. Beberapa tetangganya sudah ada yang memasang sambungan air bersih itu.

Saat musim penghujan, Sri Lestari menampung air hujan di bak penampungan. Itu menjadi satu-satunya sumber air yang digunakan sehari-hari.

Saat kemarau, dia membeli air tangki karena air hujan yang ditampung sudah habis. Dengan begitu, ada pengeluaran untuk pembelian air bersih.

Dulu, kata Sri Lestari, dia juga pernah menjual perhiasan yang dimiliki. Uang hasil penjualan perhiasan itu digunakan untuk membeli air.

“Dulu pernah jual perhiasan sekitar tahun 1993,” sebut Sri Lestari.

Kini, dia yang bekerja membantu di sebuah rumah makan menyisihkan pendapatannya untuk nantinya dibelikan tangki air. Pembelian air, bisa dilakukan selama kemarau.

“Kalau habis airnya beli. Harus bisa menyisihkan penghasilan saya dan suami saya untuk air. Kan air juga kebutuhan pokok,” terang Sri Lestari.

Kades Ketos Sukatno mengatakan beberapa warganya sudah membeli air tangki. Meski begitu, jumlahnya tak sebanyak waktu lampau. Sebab, sudah ada infrastruktur air bersih yang diupayakan Pemkab Wonogiri.

Setidaknya, kata Kades Ketos Sukatno, ada 10 bak penampungan air PDAM yang tersebar di desa itu. Setiap tampungan bisa memuat 6.000 liter air.

“Ada beberapa (yang beli air tangki). Karena jarak dari tampungan cukup jauh seperti dari Dusun Nglaran dan Kuniran. Mungkin juga karena nunggu dulu (antri mengambil air), akhirnya beli,” tutur Kades Ketos Sukatno.

Baca Juga :  Gratis Sarapan Bareng Lebih Gayeng di Klinik Asy-Syifa Ngadirojo Wonogiri, Dapat Sehat plus Kenyang

Sementara itu, Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Bupati Jekek mengatakan pihaknya bakal melakukan peningkatan pelayanan air bersih di Kecamatan Paranggupito. Dia juga sudah berkoordinasi dengan sejumlah kades di sana di antaranya Kades Gunturharjo dan Gudangharjo.

“Kita akan ada upaya, dari HU (hidran umum) kita tarik ke SR (sambungan rumah) biar lebih mudah,” tandas Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Bupati Jekek.

Pihaknya sudah menganggarkan APBD Rp 4-6 miliar untuk penambahan pelayanan air bersih dalam wujud pipanisasi. Sudah dilakukan upaya pengeboran sumber air di sejumlah titik. Aris Arianto