SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Salah seorang satpam di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, ‘ES’ dipecat usai menerima tips dari pengunjung. Surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini telah diterimanya sejak Rabu, (14/06/2023) malam.
Menurut ‘ES’ pemecatan ini diawali dari sang pimpinan yang menerima sebuah potongan video yang bergambarkan dirinya menerima tips dari pengunjung. Kemudian tak berselang lama dirinya langsung dikeluarkan.
“Itu pimpinan dapat video dari seseorang. Jadi waktu setelah dapat video hari itu juga saya dikeluarkan. Pengirim video siapa, saya juga kurang tau,” katanya saat dikonfirmasi.
Meski demikian ‘ES’ mengatakan bahwa untuk masalah tips dari pengunjung atau jamaah. Aturan dari pimpinan sebelumnya adalah diperbolehkan selama tidak meminta secara langsung.
“Kalau dikasih ya diterima jangan meminta untuk memasang tarif. Ya sudah kita laksanakan sesuai perintah pimpinan. Hasil dari uang itu dikumpulkan juga buat bareng-bareng, buat dana sosial,” imbuhnya.
ES menyebut aturan itu sudah ada usai lebaran. Namun usai dirinya dikeluarkan aturan tersebut dirubah. Karyawan dilarang menerima tips dalam bentuk apapun.
Akibat pemecatan tersebut, rekan satpam ES yang juga bekerja di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo bahkan sempat mogok kerja beberapa jam sebagai bentuk solidaritas.
“Itu yang menyebabkan anak-anak jadi mogok kerja. Setelah kejadian kenapa baru ada aturan kayak gini. Kenapa ga dari awal,” terangnya.
Sementara itu Member Imam Besar Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Anas Farkhani menjelaskan bahwa telah melakukan mediasi antara ES dengan perusahaan outsourcing PT Arsa.
“Prinsipnya kami dari pengurus masjid memediasi suara-suara dari teman-teman yang bekerja di bawah PT Arsa. Terutama masalah yang temennya atas nama siapa diberhentikan karena menerima tips dari pengunjung,” katanya.
Anas mengaku telah meminta PT Arsa untuk menindaklanjuti permasalahan ini. Dirinya mengatakan bahwa dinamika setelah bulan ramadhan. Pengunjung di Masjid Raya Sheikh Zayed mengalami peningkatan hingga penuh dan sesak.
“Dinamikanya setelah ramadhan itu crowded. Ternyata juga ada praktek praktek yang kami tanyakan menerima. Walaupun juga tidak ada kebijakan di kami jangan diteruskan. Wilayah di masjid kita tidak boleh meminta. Tapi ini udah kita berhentikan tidak boleh menerima tips,” terangnya.
Meski demikian mengingat animo jumlah pengunjung di Masjid Raya Sheikh Zayed ini yang mengalami peningkatan. Pihaknya mengaku sedang membicarakan masalah tips ataupun sedekah ini dari para pengunjung pada pihak terkait seperti Kementerian Agama (Kemenag) pusat dan juga Pemerintah Daerah.
“Animo di masyarakat tinggi untuk berkontribusi menyumbang sesuatu pada masjid (zakat,infaq sadaqah). Untuk pengelolaan infaq dan zakat menunggu. Nanti bagaimana prakteknya, selama belum ada ijin. Belum ada sertifikat dari Baznas ya kami belum berani,” paparnya.
Anas mengatakan bisa saja ke depan akan ada unit pengelola zakat atau lazis. Akan tetapi harus mengikuti aturan dan dikelola secara benar, transparan, akuntabel, dan juga dapat dipertanggung jawabkan. Ando