Beranda Daerah Wonogiri Pemerintah Bakal Beli Sapi Terserang Antraks, Untuk Apa?

Pemerintah Bakal Beli Sapi Terserang Antraks, Untuk Apa?

Penyakit Mulut dan Kuku
Pemeriksaan hewan ternak sapi dari penyakit mulut dan kuku. Dok. Polres Wonogiri

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah bakal membeli sapi terserang antraks dari petani atau peternak.

Nantinya sapi terserang antraks yang dibeli pemerintah bakal dimusnahkan.

Kebijakan mengenai pemerintah membeli sapi terserang antraks dan dimusnahkan itu berlangsung di Wonogiri.

Menurut Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Bupati Jekek, dalam dua tahun belakangan ini, belum ada sapi terserang antraks dari Wonogiri.

“Semisal ada (sapi terserang antraks), kita beli, diganti dari pemerintah, terus kita musnahkan,” tandas Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Bupati Jekek, Kamis (6/7/2023).

Bupati Jekek menyebut adanya antraks di Gunungkidul tidak memengaruhi penjualan sapi dari Kota Mete Wonogiri. Hal itu berbeda saat adanya kasus PMK beberapa waktu lalu.

“Pedagang dan calon pembeli hewan ternak sudah kami edukasi. Dinas kami cukup aktif untuk itu, akhirnya ada timbal balik dimana mereka bisa memahami,” beber Bupati Jekek.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, Dislapernak Wonogiri melakukan langkah sesuai standard operational procedure (SOP) dalam upaya antisipasi sapi terserang antraks.

“Kami awasi lalu lintas ternak di pasar hewan,” kata Bupati Wonogiri Joko Sutopo.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Bupati Jekek menerangkan, ada skrining yang dilakukan kepada sapi-sapi sebelum masuk ke pasar hewan. Misalnya, dengan mengecek suhu tubuh sapi. Hal itu untuk mengantisipasi penularan antraks di dalam proses niaga sapi.

Baca Juga :  Keren Wonogiri Juara Pertama Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik Nasional

Bupati Jekek mencontohkan, Pasar Sapi Pracimantoro biasa buka pada pasaran Wage. Maka pada saat pasaran Wage, tim dari Dislapernak Wonogiri turun untuk melakukan skrining di Pasar Sapi Pracimantoro.

Kalau ada indikasi mengarah antraks, pemilik sapi tidak boleh berjualan di pasar.

Pihaknya lebih fokus melakukan pengawasan ternak di pasar hewan. Sebab, ada banyak pintu masuk yang bisa dilalui oleh pedagang sapi.

Kalau melakukan kebijakan pemeriksaan atau blok di jalan, malah dinilai tidak efektif. Pelaku niaga ternak lebih paham medan.
Dengan adanya keterbatasan petugas yang ada maka difokuskan di pasar hewan.

Selain melakukan pemeriksaan kepada sapi, tim dari dinas juga memberikan edukasi kepada para pedagang maupun calon pembeli. Itu agar mereka bisa memahami apa itu antraks dan lain sebagainya.

Bupati Jekek menuturkan, pernah ada warga Kecamatan Eromoko yang terindikasi terpapar antraks beberapa tahun lalu. Menurut dia, warga itu memiliki bintik hitam di kulit.

Baca Juga :  PSHT Bukan Alat Politik, Aksi Damai Menggema di Jateng Tenggara alias Wonogiri

Saat ditelusuri, yang bersangkutan tak memiliki sapi. Kemudian aktivitasnya di Gunungkidul, karena domisilinya berbatasan dengan Gunungkidul.

Terpisah, Kepala Dislapernak Wonogiri Sutardi berujar, sapi dari Gunungkidul masih bisa masuk ke Wonogiri. Itu setelah sapi-sapi tersebut lolos skrining dan pemeriksaan. Termasuk memeriksa surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).

Selagi sapi tidak ada masalah boleh masuk Wonogiri. Namun ketika ada yang bermasalah harus kembali alias tidak boleh masuk Wonogiri. Aris Arianto