SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ratusan produsen pupuk organik dari berbagai daerah yang tergabung dalam Himpunan Mitra Produsen Pupuk Organik (HIMPO) Indonesia menyambut gembira rencana pemberian subsidi dari pemerintah.
Ketua HIMPO Indonesia Muhammad Parto berharap, subsidi tersebut bisa menggairahkan semangat para pelaku UMKM di Indonesia dalam memproduksi pupuk organik yang jumlahnya sangat banyak.
Hal itu dikatakan di sela Musyawarah Nasional (Munas) HIMPO Indonesia ke-1 di Solo, Kamis (6/2023). Selain menyikapi rencana pemberian subsidi kepada produsen pupuk organik, Munas juga memilih dan menetapkan Ketua Umum HIMPO Indonesia.
“Semoga subsidi dari pemerintah bisa menjadi penyemangat bagi teman-teman UMKM dalam memproduksi pupuk organik. Cukup lama kita berjuang untuk mendapatkan subsidi lagi setelah dua tahun lalu diputus pemerintah,” kata Parto, sebagaimana dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Lebih lanjut Parto mengatakan, dana subsidi dari pemerintah tidak hanya mendorong penyediaan atau produksi pupuk organik yang dibutuhkan para petani, tapi juga menghidupkan perekonomian di daerah-daerah.
Sebab, lanjut dia, produksi pupuk organik yang menggunakan kotoran hewan dan tumbuhan itu, sebagian besar dilakukan di desa-desa.
“Nah, selama subsidi itu dicabut, produksi pupuk organik lesu, banyak pula yang tutup, sehingga memunculkan pengangguran yang jumlahnya sangat banyak,” katanya.
Hal senada dikatakan Direktur Utama PT Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo dalam sambutannya. Ia mengatakan, subsidi untuk pupuk organik sudah menjadi komitmen pemerintah dan tinggal menunggu regulasi tahun ini dari kementerian.
“Regulasi dari Kementerian Pertanian ini sangat dibutuhkan dalam memberi subsidi pupuk organik, sebab regulasi sebelumnya subsidi pupuk organik telah dicabut,” kata Dwi.
Dikatakan, pupuk organik nantinya diproduksi masyarakat dengan bahan baku antara lain kotoran hewan dan atau tumbuhan. Sementara tugas pemerintah, melalui PT Pupuk Indonesia, menjaga kualitas atau quality control.
Menurut Dwi, masih banyak produksi pupuk organik belum memenuhi standart yang ditetapkan. Jumlahnya 14 persen dari sekitar 250
“Momentum subsidi pupuk organik ini jangan dilewatkan. Bagi teman-teman produsen yang belum memenuhi kualitas, tingkatkan kualitasnya,” katanya.
Dwi mengakui, petani lebih senang menggunakan pupuk anorganik yang lebih cepat hasilnya ketimbang pupuk organik.
Padahal pupuk organik jauh lebih baik untuk menjaga kesuburan tanah. Kehadiran pupuk organik sangatlah penting untuk mengembalikan atau menjaga kesuburan tanah. Suhamdani