MEDAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mencalonkan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (Bacapres) 2024, ibarat menjadi buah simalakama bagi Pargai NasDem.
Bagaimana tidak, karena sejak NasDem mendeklarasikan dukungannya untuk Anies 3 Oktober 2022 lalu, sejak itu pula partai besutan Surya Paloh itu merasa seolah-olah dianghap suah keluar dari koalisi pemerintahan saat ini.
Hal itu disampaikan oleh Surya Paloh dalam kegiatan orientasi Bacaleg Partai NasDem di Medan, Selasa (8/8/2023).
Surya Paloh mengungkapkan partainya dianggap seolah-olah keluar dari pemerintahan ketika mencalonkan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden.
Padahal, kata Surya Paloh, Nasdem tetap mendukung pemerintah. Mengusung Anies adalah sebagai bentuk kebebasan demokrasi.
Menurut Surya Paloh, ada kesalahpahaman sejak partai mengusung Anis Baswedan menjadi capres.
“Sejak 2014 partai ini dikenal sebagai partai pendukung utama pemerintahan Jokowi. Pada tahun 2019 partai ini juga dikenal sebagai penyongsong utama Jokowi. Sekarang pun kita masih menyatakan kita adalah partai yang masih punya komitmen memberi dukungan untuk suksesnya tahapan penyelesaian pemerintah yang dipimpin oleh seorang Jokowi,” kata Surya Paloh
Suasana tersebut kata Surya Paloh dirasakan oleh dirinya.
Surya Paloh pun menegaskan jika kesalahpahaman itu mesti diluruskan karena sampai kini, NasDem terus mendukung Jokowi mengakhiri masa jabatannya.
“Tapi kita pun bijak, di tengah-tengah perjalanan kita, kita mendeklarasikan calon presiden kita yang bernama Anies Baswedan sejak tanggal 3 Oktober 2022 lalu. Sejak saat itu, kita berhadapan dengan suasana baru, suasana yang mempertanyakan apakah kita masih dalam barisan partai dalam pemerintahan atau tidak. Apakah kita sudah meninggalkan pemerintahan ini atau tidak. Kita harus menegaskan kembali kesalahpahaman ini, kesalahan pengertian ini,” tegasnya.
Menurut Surya Paloh, langkah NasDem yang mengusung Anis Baswedan sebagai presiden sejatinya adalah bagian kebebasan berdemokrasi.
Kebebasan tersebut mesti dihargai, dan tidak bisa dibatasi oleh alasan apa pun. Hal itu kata dia sebagai komitmen nasionalisme yang mesti dijalankan bukan sekedar retorika semata.
“Yang dimaksudkan NasDem sejatinya adalah kita ingin agar proses perjalanan sistem dan demokrasi yang kita miliki di negeri ini. Harus tetap terjaga seutuhnya. Komitmen nasionalisme kebangsaan kita, harus mampu kita implementasikan, bukan hanya dalam retorika semata mata. Kebebasan untuk menentukan, setiap warga negara yang memiliki hak untuk dipilih dan memilih. Tidak boleh dibatasi oleh alasan apapun,” kata dia.
Sebagai sebuah konsekuensi, Surya Paloh meminta agar seluruh kader NasDem meluruskan kesalahpahaman tersebut.
Sekali lagi dengan tegas dia menyatakan, sikap menentukan calon presiden bukan berarti keluar dari dukungan terhadap kepimpinan Jokowi saat ini.
“Konsekuensi ini diambil oleh NasDem oleh kesalahpahaman, yang seakan-akan ketika kita mencalonkan calon presiden kita, bahwasanya kita telah mengeluarkan diri kita dari dukungan dari pemerintah yang kita dukung selama ini. Ini harus diluruskan oleh semua kader NasDem,” imbuhnya.