SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Gunungan kakung (laki-laki) yang dikirab dari Keraton Kasunanan Solo menuju Masjid Agung Solo ludes diperebutkan ribuan warga sebelum selesai didoakan, Kamis (28/9/2023) siang.
Gunungan kakung diperebutkan merupakan rangkaian acara Grebeg Maulud. Yakni, acara tahunan yang rutin diselenggarakan di Kota Solo, sekaligus sebagai peringatan maulid atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Salah seorang warga Colomadu, Murni (53) dan anaknya Jering (13) mengaku sering menghadiri acara Grebeg Maulud tersebut dan berebut gunungan.
“Dapat roti, dami, dan intip. Ini buat jualannya biar laku. Dimakan ndak papa, disimpan ndak papa. Bisa juga ditaruh dirumah. Iya, anak ikut rebutan manjat gunungan,” katanya.
Sementara itu Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta Kanjeng Pangeran (KP) Dani Nur Adiningrat menjelaskan makna gunungan sendiri. Sebagai tanda syukur atas berkat hidayah Tuhan yang maha esa ditunjukkan dalam bentuk makanan yang berlimpah.
“Selain berbarengan dengan libur nasional. Antusiasme masyarakat memperingati kelahiran Nabi Muhammad serta melestarikan kebudayaan sudah kembali pulih. Setelah pandemi yang panjang,” jelasnya.
Dilain pihak, R Surojo pegiat sejarah dan budaya Soloraya mengatakan gunungan yang terdiri dari 2 jenis. Gunungan kakung (laki-laki) yang terdiri dari kacang panjang, telur, wortel, terong, cabai, mentimun.
Kemudian gunungan estri (perempuan) yang terdiri dari beras ketan (rengginang), serta beragam kue tersebut semestinya didoakan terlebih dahulu. Sebelum dibagikan pada masyarakat.
Namun karena kebiasaan banyak masyarakat yang tidak sabar. Akhirnya belum selesai didoakan sudah diperebutkan.
“Mestinya gunungan ini harus selesai didoakan dulu baru dibagikan pada masyarakat. Esensinya dari gunungan pada doanya bukan pada bendanya yang terkandung dalam wujud buah-buahan hasil bumi dan lain sebagainya,” papar Surojo. Ando