BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Meski harga beras di Boyolali saat ini masih tinggi, Pemkab Boyolali belum mengambil opsi menggelar pasar murah atau operasi pasar pangan langsung ke masyarakat. Saat ini, pemkab fokus pencairan bansos pangan.
“Bantuan pangan untuk keluarga penerima manfaat (KPM) ini sudah mulai digulirkan kemarin. Sasarannya sebanyak 70.665 KPM,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Boyolali, Bambang Jiyanto, Rabu (20/9/2023).
Dijelaskan, bantuan Pemerintah berupa beras ini digulirkan di 22 kecamatan. “Diberikan selama tiga bulan berturut- turut, yaitu pada bulan September, Oktober dan November. Sebulannya 10 kg untuk setiap KPM.”
Dari pantauan DKP, lanjut dia, harga beras di pasar – pasar Boyolali saat ini memang masih diatas HET. Untuk kelas medium Rp 12.500 per kilogram. HET-nya Rp 10.900/kg. Kemudian untuk kelas premium Rp 14.000/kg, sedangkan HET Rp 13.900/kg.
“Dengan digelontorkan bantuan sosial untuk masyarakat miskin tersebut, diharapkan bisa mengendalikan harga beras di pasar,” katanya.
Namun, jika masih terjadi gejolak, sudah disiapkan opsi lain yaitu gerakan pangan murah untuk masyarakat. Boyolali mempunyai kuota dari Bulog untuk gerakan pangan murah atau operasi pasar beras per kecamatan 2,5 ton.
“Kuota ini siap diturunkan setiap saat ke masyarakat dengan harga dibawa harga pasar. Kalau dirasa ada gejolak di lapangan, bakal kita gulirkan,” lanjutnya.
Pihaknya juga menyiapkan opsi gerakan pasar murah yang mandiri Boyolali. “Katakanlah di lumbung pangan yang ada di masyarakat kita kan ada yang punya stok-stok beras. Beras itu nanti kita jual dibawah harga eceran. Kita subsidi transportasinya dan kemasannya, itu juga bisa,” katanya.
Ditambahkan, bantuan pangan ini memang penerimanya khusus, yakni KPM. Sedangkan untuk gerakan pasar murah, semua lapisan masyarakat bisa membelinya. Hanya saja, jumlah pembeliannya dibatasi.
“Operasi pasar yang langsung ke masyarakat saat ini memang belum dilaksanakan. Tetapi kita siap, kapanpun akan dilaksanakan,” tandasnya. Waskita