Beranda Daerah Boyolali Kawanan Kera Turun ke Lahan Warga Lereng Merapi di Boyolali, Bisa Buka...

Kawanan Kera Turun ke Lahan Warga Lereng Merapi di Boyolali, Bisa Buka Jaring dan Cabuti Tanaman untuk Dimakan

Kawanan kera merusak tanaman di kebun dan ladang milik warga di kawasan lereng Gunung Merapi di wilayah Kecamatan Tamansari, Boyolali. Istimewa

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Warga di kawasan lereng Gunung Merapi di wilayah Kecamatan Tamansari, Boyolali terus dipusingkan dengan serangan kera ekor panjang. Kawanan kera merusak tanaman di kebun dan ladang setiap harinya.

Seperti terjadi di Dukuh Tegalsari, Desa Lampar, kawanan ekor panjang memasuki area kebun warga. Tak hanya mencuri hasil pertanian warga, kera bahkan berani masuk rumah untuk mencuri makanan.

“Ini kan kemarau panjang, makanan sulit didapat. Jadi kera makin berani masuk rumah menjarah makanan,” keluh Wardi, salah satu warga pada Senin (2/10/2023).

Menurutnya, serangan kera terasa sejak erupsi Merapi pada 2010 silam. Namun, kini, populasinya semakin bertambah. Adanya kawanan kera masuk perkebunan warga sudah menjadi hal lumrah. Tanaman pisang, singkong dan bahkan rumput jadi sasaran.

“Tanaman rumput gajah dicabuti dan dimakan,” katanya.

Saat ini, lanjut dia, populasi kera ekor panjang sudah semakin banyak. Bahkan sudah ditemukan beberapa koloni. Warga hanya bisa menghalau dengan galah panjang dan suara tepuk tangan saja. Warga juga memasang jaring di sekeliling lahan.

Baca Juga :  Upaya Atasi Wabah PMK, Ini Langkah Disnakan Boyolali

“Namun kera itu cerdik, jaring dibuka dibawah dan mereka bisa masuk. Kalau terus seperti ini, lalu kami makan apa ?”

Kondisi serupa juga dialami masyarakat Desa Dragan, Kecamatan Tamansari. Seperti diungkapkan salah satu warga, Sarwono, konflik dengan kera sudah belasan tahun. Tiap menanam jagung hingga ubi jalar jadi sasaran kera.

“Tanaman dicabuti dan dimakan tunasnya. Kami pasang jaring, kera tetap bisa masuk,” terangnya.

Dulu kera bisa diusir dengan anjing. Tapi populasinya terus bertambah, kini anjingnya yang takut.

“Mau membunuh atau meracuni kera, juga pamali, gak berani. Pernah ada kejadian, kawanan kera mencegat perempuan penjual sayur, untung bisa dihalau,” ucapnya.

Kades Lampar, Kecamatan Tamansari, Edi Susanto, mengakui berbagai cara sudah dilakukan untuk menghalau kawanan kera. Warga mengepung koloni kera yang bersarang di jurang pinggiran desa dan menyalakan mercon.

“Kawanan kera pun kabur, tapi kemudian kembali lagi. Kami sudah lapor juga ke kabupaten hingga provinsi, tapi belum ada solusi yang pas,” katanya.

Kemudian Pemerintah Kecamatan Tamansari menjalin kerjasama dengan lembaga pengendali hama dari Jawa Barat. Kawanan kera ditangkap terus dipindahkan ke kawasan hutan jauh dari pemukiman.

Baca Juga :  Amankan Rapat Pleno Terbuka Penetapan Paslon Terpilih Bupati dan Wakil Bupati 2024, Polres Boyolali Kerahkan 106 Personel

Warga pun berhasil menangkap beberapa ekor kera dengan perangkap kerangkeng. Untuk kera dewasa, warga diberi pengganti Rp 100 ribu, yang kecil Rp 50 ribu. Sekarang ini Rp 25 ribu/ekor.

“Sebenarnya, tak diberi upah pun tak masalah. Yang penting, kawanan kera bisa dipindahkan dan tanaman di ladang dan kebun aman,” tandasnya. Waskita