Beranda Daerah Solo Lokomotif Bersejarah Jadi Ikon Baru Solo Balapan, Berusia 61 Tahun

Lokomotif Bersejarah Jadi Ikon Baru Solo Balapan, Berusia 61 Tahun

Hadirnya lokomotif diesel D 301 76 berusia 61 tahun ini menjadi ikon baru Stasiun Solo Balapan di Kota Solo | Foto: Prihatsari

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Stasiun Solo Balapan memiliki ikon baru berupa lokomotif diesel D 301 76. Lokomotif berusia 61 tahun tersebut bukan tanpa alasan dipajang sebagai monumen di Stasiun Solo Balapan.

Lokomotif tipe hidrolik produksi pabrik Krupp Jerman tersebut hanya ada 80 unit di Indonesia. Kini, setelah tidak dioperasikan, Lokomotif D 301 76 diletakkan di bagian depan Stasiun Solo Balapan.

Direktur Utama KAI Didiek Hartyanto menuturkan, pengadaan lokomotif tersebut merupakan inisiatif dari Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka usia berdiskusi dengan KAI. Gibran ingin menambah satu monumen di Kota Solo.

“Ini merupakan inisiatif dari Mas Wali, Mas Gibran dan Ini perwujudan bagaimana kita ingin berikan suatu tambahan monumen di kota Solo yang merupakan kota budaya,” ujarnya, Sabtu (7/10/2023).

Bersama Mangkunagoro X, lanjutnya, secara resmi dilakukan peluncuran lokomitif sebagai ikon baru. Menurut Didiek, Stasiun Solo Balapan tidak bisa terlepas dari peran Puro Mangkunegaran.

“Sebelum menjadi Stasiun Solo Balapan, dulunya lahan tersebut merupakan alun-alun Mangkunegaran. Hari ini saya didampingi oleh Mas Mangkunegoro ke X, karena keterkaitan Solo balapan dengan pura Mangkunegaran itu sangat dekat di mana pada tahun 1870 itu merupakan Prakarsa dari pangeran Mangkunegoro IV dan ini merupakan kawasan Alun-alun daripada  Mangkunegaran,” bebernya.

Baca Juga :  Jaga Solo Damai Tanpa Money Politik Saat Pilkada, Arasi Siap Awasi TPS Hingga Rumah-Rumah Warga

Sementara itu, Mangkunagoro X berharap dengan peresmian monumen lokomotif tersebut menjadi tonggak baru kolaborasi antara PT KAI dan Pemkot Solo.

“Semoga ini menjadi awal kerjasama sinergi antara Pemkot Solo dan PT KAI dan stakeholder teekait termasuk Mangkunegaran. KAI perusahaan yang spesial dan inovatif, sejarahnyapun kuat. Ini yang menjadi value dan diharapkan terus mendukung kerjasama yang makin kuat,” terangnya.

Di sisi lain, Kepala KAI Daop 6 Jogja Bambang Respationo menambahkan, lokomotif tersebut selama ini berada di Balai Yasa.

“Lokomotif ini didatangkan di Indonesia itu 80 unit, kalau kita lihat D itu ada maknanya D itu Gandarnya itu 4x roda kiri kanan, 3 artinya penggerak pakai diesel hidrolik kemudian 01 serinya ada 00, 01, 02, 76 lokomotif nomor yang ke 76 Dulu jumlah 80 yang didatangkan. Lokomotif ini dulu mulai didinaskan pada tahun 1962 dan pernah digunakan di Jawa Tengah untuk menarik kereta campuran yang terdiri dari 2 kereta penumpang dan 3 gerbong barang,” tukasnya.

Baca Juga :  2.500 Personel Gabungan Disiapkan untuk Pengamanan Wapres Gibran Nyoblos

Lokomotif tersebut mempunyai dulu mempunyai rute Semarang-Demak-Rembang-Blora, Demak-Purwodadi-Gambringan, Yogyakarta-Magelang, Yogyakarta-Bantul, dan Purwosari-Wonogiri. Prihatsari