SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kemarau ekstrem belakangan ini benar-benar memunculkan dampak cuaca yang panas menyengat. Banyak daerah bahkan sudah dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih.
Cuaca kering dan panas, sedikit banyak telah memicu mudahnya muncul potensi kebakaran. Di Kota Solo sendiri, menurut catatan Dinas Pemadam Kebakaran setempat, selama bulan September telah terjadi 15 kasus kebakaran.
Insiden itu terjadi para rentang tanggal 1 September hingga 30 September 2023 kemarin. Dengan demikian, jika dirata-rata, maka di Kota Solo kebakaran terjadi tiap dua hari sekali.
“Kebakaran memang rata-rata di lahan kosong. Lokasinya menyebar di mana aja. Mulai di Jalan Adisucipto, Slamet Riyadi, Sumber Tangkilan, Kh. Maskur, Radjiman, TPA Putri Cempo, Pondok Al Kahfi, Brengosan, lokasinya tersebar,” ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Solo, Sutarjo saat dihubungi Joglosemarnews, Senin (9/10/2023).
Sutarjo mengatakan, kebakaran lahan kosong tersebut biasanya dipicu oleh aktivitas warga yang membakar sampah sembarangan. Rata-rata untuk kebakaran lahan kosong, jelas Sutardjo, tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
“Di cuaca seperti ini sampah dibakar bisa ke mana-mana apinya. TPA Putri Cempo itu paling besar, berdampak ke masyarakat, karena kena asap. Kalau gudang rongsok memang merambat ke rumah warga ada beberapa rumah yang terdampak,” sambungnya.
Sementara itu Sutarjo menyebut dari 15 kasus yang ada, 11 kasus di antaranya dikarenakan sampah yang dibakar warga.
“Mestinya penegakan Perda ada tentang sampah. Disosialisasikan jangan bakar sampah. Kalau bakar sampah ada Perdanya, itu dilarang,” pungkasnya. Ando
