BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Di era demokrasi, mobilisasi organisasi masyarakat (ORMAS) untuk kepentingan politik semakin meningkat. Namun, hal ini juga membawa bahaya jika tidak diatur dengan baik. “Mobilisasi ORMAS yang tidak bertanggung jawab dapat mengancam stabilitas politik dan sosial,” ujar Asistem 1 Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesra Boyolali, Hendrarto Setyo Wibowo dalam dialog kebangsaan, Rabu (8/11/2023).
Dijelaskan, ORMAS dapat berperan sebagai agen perubahan positif dalam masyarakat. Namun, ketika digunakan untuk kepentingan politik, ORMAS dapat menjadi alat manipulasi dan ancaman terhadap demokrasi itu sendiri.
Mobilisasi ORMAS adalah proses menggerakkan anggota dan pendukung ORMAS untuk terlibat dalam kegiatan politik. Mobilisasi ORMAS dapat dilakukan melalui kampanye, demonstrasi, atau dukungan terhadap calon politik tertentu.
“Namun, mobilisasi yang tidak terkontrol dapat mengarah pada konflik dan ketidakstabilan politik,” katanya.
Bahaya mobilisasi ORMAS meliputi polarisasi masyarakat, kekerasan politik, dan penyalahgunaan kekuasaan. Mobilisasi ORMAS yang tidak bertanggung jawab dapat memicu konflik antar kelompok masyarakat, merusak hubungan sosial, dan mengancam stabilitas politik negara.
Dampak negatif mobilisasi ORMAS termasuk juga pengkultusan pemimpin, intoleransi, dan pengabaian terhadap kepentingan publik. Ketika ORMAS terlalu terlibat dalam politik, kesetiaan yang berlebihan terhadap pemimpin dapat mengaburkan kritisisme dan menghalangi perubahan yang lebih baik.
“Dari kondisi tersebut, menggambarkan betapa pentingnya pengaturan dan pengawasan terhadap mobilisasi ORMAS,” katanya.
Mobilisasi yang bertanggung jawab dan berlandaskan pada prinsip demokrasi adalah kunci untuk menjaga stabilitas politik dan sosial. Dalam konteks demokrasi, ORMAS harus memainkan peran yang positif agar tidak menjadi ancaman bagi kehidupan berdemokrasi.
“Hari ini Badan Kesbangpol Boyolali mengadakan dialog kebangsaan guna ikut serta mensukseskan pemilu 2024. Sekaligus sebagai upaya preventif terhadap kegiatan yang dimungkinkan dapat memicu konflik dalam masyarakat.”
Menurut Kepala Kesbangpol Boyolali, Arif Budi Nuranto mengungkapkan, dialog kebangsaan diikuti 56 peserta dari sejumlah ORMAS. “Diharapkan anggota ORMAS bisa ikut menjaga suasana kondusif menyongsong pemilu 2024,” tandasnya. Waskita