WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Emang boleh seasyik ini, batik ciprat shibori peluang bisnis baru disabilitas Wonogiri.
Sedulur disabilitas di Wonogiri kini memiliki peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal ini berkat pelatihan pembuatan batik ciprat shibori yang digelar oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Mulia Astuti atau STAIMAS Wonogiri.
Pelatihan yang berlangsung pada Sabtu-Minggu (16-17/12/2023) itu diikuti oleh 12 penyandang disabilitas dari Kecamatan Wonogiri. Mereka mempelajari pembuatan batik kombinasi ciprat shibori yang sederhana namun unik dan bernilai ekonomi tinggi.
Batik ciprat shibori adalah teknik pembuatan batik yang menggabungkan dua teknik batik tradisional, yaitu batik ciprat dan shibori. Batik ciprat adalah teknik membuat pola batik dengan menyipratkan malam ke atas kain, sedangkan shibori adalah teknik pembuatan pola dan pewarnaan kain dari Jepang.
Ketua STAIMAS Wonogiri Atik Nurfatmawati didampingi Ketua Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Komunitas Nadhiroh mengatakan, pelatihan ini merupakan salah satu program pengabdian kepada masyarakat berbasis komunitas yang didanai oleh Kementerian Agama (Kemenag). Program ini bertujuan untuk memberdayakan kalangan disabilitas di Kecamatan Wonogiri melalui pengembangan keterampilan pembuatan batik ciprat shibori.
“Harapan kami, setelah mengikuti pelatihan ini, para penyandang disabilitas bisa membentuk kelompok usaha bersama (Kube) dan rutin berproduksi batik ciprat shibori,” ujar Atik Nurfatmawati.
Selain itu, STAIMAS Wonogiri akan memberikan pendampingan kepada Kube penyandang disabilitas dalam hal pemasaran produk. Hal ini penting dilakukan agar produk batik ciprat shibori yang dihasilkan bisa dikenal oleh masyarakat luas dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Farida Eryani, pemateri pelatihan, mengatakan bahwa batik ciprat shibori merupakan teknik yang mudah dipelajari oleh semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. Hal ini karena teknik ini tidak membutuhkan keterampilan khusus dan peralatan yang rumit.
“Batik ciprat shibori juga memiliki nilai seni yang tinggi dan cukup prospektif untuk dikembangkan,” ujar Farida Eryani.
Farida Eryani menambahkan, belum ada perajin atau pengusaha yang memfokuskan usahanya pada teknik batik ciprat shibori. Hal ini menjadi peluang besar bagi penyandang disabilitas di Wonogiri untuk mengembangkan usaha batik ciprat shibori. Aris Arianto