Beranda Nasional Jogja Gus Mus Ikuti Pameran Kaligrafi di Yogyakarta

Gus Mus Ikuti Pameran Kaligrafi di Yogyakarta

Pengunjung tampak sedang menikmati pameran Kaligrafi di Leman Art House, Tegalsari, Purwomartani, Sleman | Istimewa

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Sebanyak 110 seniman menggelar Pameran Kaligrafi Nasional 2024 di Leman Art House Tegalsari, Purwomartani, Kalasan Sleman, Kamis (11/01/24).

Pameran bertajuk Ketika Gores Kata Bermakna itu  sebagai ekspresi seni rupa memanfaatkan media kain dengan teknik batik lukis, lukisan di atas kanvas, aksara timbul dan seni tiga dimensi yang bebas menginterpretasikan keindahan aksara.

Di antara 110 seniman yang mengikuti pameran tersebut antara lain KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Butet Kartarajasa, I Gusti Nengah Nurata, Syaiful Adnan, Nasirun, Hendra Buana, Budi Ubrux, Chamit Arang, Yaya Maria dan masih banyak seniman ternama lainnya.

Dr Hajar Pamadhi, kurator  pameran mengatakan, karya-karya yang tampil terdapat empat langgam, pertama aksara dan kata ditampilkan dengan media batik, tata susun warna dengan teknik tutup celup menjadi arahan utama panitia.

Keindahan bentuk aksara sebagai alfabet lebih dominan. Kedua, tulisan indah dengan cengkok khas perupanya; goresan aksara dan kata digayakan sesuai dengan niatan rasa estetikanya, maka logografnya lebih kuat daripada visi ekspresi spontannya.

“Ketiga, aksara indah yang dihadirkan melalui kontemplasi suci berangkat dari ayat suci Qur’ani menuju indahnya pengembaraan batin perupaya dalam menginterpretasi objek formal dengan mendasarkan pada Khat (bermakna: garis atau tulisan indah). Dan keempat, aksara sebagai representasi figur sehingga ujud yang dihadirkan merupakan simbol-simbol batin hasil pencarian makna dan esensi dari sebuah bentuk atau figur tersebut,” jelas Hajar Pamadhi.

Baca Juga :  Tebing Longsor di Kulonprogo Sempat Putuskan Akses Jalan Kalibawang-Samigaluh  

Masih kata Hajar Pamadhi, merujuk pentingnya sebuah kata indah (kaligrafi), karena di dalam ekspresi keindahan itu dapat dibaca pikiran dan dalam pikiran itu berisikan kehidupan. Kata indah ini merupakan esensi dari hidup dan kehidupan seseorang.

Kata itu bermakna ketika diekspresikan berdasarkan niatan personal. Dalam dunia metafisika, para perupa ingin berkomunikasi melalui karya rupanya. Dengan demikian, sebuah kaligrafi (bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letak dan cara merangkainya menjadi tulisan yang tersusun indah).

“Terdapat tiga frasa kaligrafi: (1) Kaligrafi sebagai tulis indah dengan penguatan alfabetanya. (2) Kaligrafi Seni, menguatkan logograf aksara dengan tenik dan ide ornamentik, (3) Seni Rupa Kaligrafi dengan penguatan ekspresi bentuk dengan lebih banyak menginterpretasikan aksara ke dalam logograf kontemporer.”

Ketua panitia Endang Apriyanto mengatakan, jarang sekali pameran kaligrafi digelar. Bahkan beberapa dekade di paska COVID,  baru kali ini kita memberanikan diri untuk menggelar karya-karya Kaligrafi.

Baca Juga :  Hadiri Tebus Murah, Sudaryono Gerindra Tanya Warga Soal Kinerja Jokowi-Gibran Bagus Tidak, ‘Respati Siap Lanjutkan!’

“Mengapa kita pilih kaligrafi. Kaligrafi merupakan karya seni yang selalu lekat dengan Dzikrullah dan ajaran  kebajikan. Setiap kita meniti setiap karya kaligrafi pasti mata batin kita tergerak  untuk menyatakan perasaan begitu besarnya Karunia Illahi.Inilah kekuatan senirupa Kaligrafi yang kita usung untuk kita gelar pada hari ini,” ujarnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews. Suhamdani