Beranda Edukasi Pendidikan Pemilos, Pemilu Mini di SMPN 8 Solo, Pemilu Gembira Tanpa Kecurangan dan...

Pemilos, Pemilu Mini di SMPN 8 Solo, Pemilu Gembira Tanpa Kecurangan dan Intimidasi

Kepala SMPN 8 Solo, Triad Suparman, M.Pd menunjukkan surat suara dalam Pemilos (Pemilihan Ketua OSIS) di halaman sekolah setempat, Senin (5/2/2024) | Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Penyelenggaraan Pemilu dan Pilpres 2024 yang diwarnai sejumlah pelanggaran dan kecurangan, mestinya perlu berkaca pada para siswa di SMP Negeri 8 Solo ini.

Di tengah riuh dan massifnya kampanye Pemilu 2024, mereka juga melakukan hajat Pemilu mini yang mereka namai Pemilos, yang merupakan kependekan dari Pemilihan Ketua OSIS periode 2023/2024.

Ibarat sebuah negara, Pemilos yang berlangsung pada Senin (5/2/2024) ini berupaya memilih calon Ketua OSIS, alias presidennya sekolah.

Tanpa perlu slogan-slogan “Pemilu Gembira”, para siswa SMPN 8 Solo ini benar-benar gembira, karena pelaksanaannya jujur, bersih dan adil, jauh dari segala macam kecurangan, tanpa unsur politisasi maupun intimidasi.

Dalam sambutan pembukaannya, Kepala SMPN 8 Solo, Triad Suparman, M.Pd menjelaskan, Pemilos merupakan suatu gambaran miniatur dari Pemilu, yang bertujuan mempersiapkan diri sebelum menggunakan hak suara untuk “negara” bernama  SMPN 8 Solo.

“Pemilos ini menjadi sarana efektif bagi satuan pendidikan (Satdik) untuk mengenalkan Pemilu dan demokrasi kepada para peserta didik,” ujarnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Selain itu, Triad juga menjelaskan, Pemilos memberikan pengetahuan kepada siswa tentang tata cara pemungutan suara yang biasanya dilakukan saat Pemilu.

“Di samping juga agar siswa mampu bertanggung jawab dengan siapa yang dipilihnya. Pemahaman  Pemilu memang sengaja ditanamkan sejak SMP supaya siswa mengetahui prinsip memilih wakil rakyat tanpa ada paksaan. Selain itu, ketua yang mereka pilih sesuai dengan harapan mereka,” paparnya.

Baca Juga :  ISETH 2024, UMS Berkomitmen pada Pengembangan Teknologi
Para siswa SMPN 8 Solo tengah menggunakan hak pilihnya dalam proses Pemilihan Ketua OSIS (Pemilos) pada Senin (5/2/2024) | Istimewa

Acara Pemilos dimulai tepat pukul 08.00 WIB, di mana semua petugas sudah siap berada di TPS. Petugas TPS memberikan penjelasan tentang kondisi surat suara, cara memberikan suara serta detail-detail teknisnya.

Saat datang ke TPS, siswa wajib berbaris di depan panitia, kemudian menunggu panggilan oleh petugas. Siswa akan mendapat surat suara dan langsung masuk ke bilik suara untuk mencoblos. Satu persatu siswa memasuki TPS. Setiap siswa diinstruksikan mengambil kertas suara dan menunggu giliran menggunakan hak pilih. Kartu tersebut berisi gambar tiga pasangan calon Ketua OSIS.

Pemilihan calon ketua OSIS itu  menghadirkan 6 kandidat antara lain Adli Abhipraya Bhagaskara PB (nomor urut 1), Jenar Ayu Manggar Wangi (2), Hafidz (3), Rifaya Khanza  (4), Verlyta Dina A (5) dan Aileen Bellvanta (6).

Waka Kesiswaaan, Wahyu Prihatin Sayekti, S.Pd mengatakan, anak sejak dini harus sudah bisa mengerti arti dari demokrasi. Karena itulah,  Pemilihan Ketua OSIS tersebut sebagai bagian dari pendidikan demokrasi sejak dini.

Tidak jauh berbeda dengan proses Pemilu, terdapat 1  kotak suara dan 5  suara yang disediakan dalam penyelenggaraan pemilihan Ketua OSIS itu. Sementara jumlah daftar pemilih di ajang pesta demokrasi itu sebanyak 760 siswa.

Sebelum melakukan pencoblosan, Wakil Kepala Kesiswaan Wahyu Prihatin Sayekti, S.Pd meminta calon ketua OSIS untuk menyampaikan visi dan misi di halaman sekolah.

Hasilnya,  dari 743 pemilih siswa dan 52 pemilih dari unsur guru dan karyawan, Jenar  Ayu M meraih suara terbanyak yaitu 507 suara, yang sekaligus menjadi Ketua Umum.

Baca Juga :  Purna Tugas di UNS, Prof Pranoto Lanjutkan Langkah di UMUS Brebes

Sementara sebagai Ketua I Adli Abhipraya yang meraih 134 suara, sedangkan Ketua II dipegang oleh Rifaya Khansa yang dalam pemilihan meraih 320 suara.

Dalam proses pemilihan tersebut, terdapat 10 suara yang dinilai tidak sah, karena  rusak, dan pemilih yang mencoblos lebih dari satu calon.

Wahyu Prihatin berharap, kandidat yang bersaing dapat menerima apapun hasil yang diperoleh. Di lain pihak, dia berharap siswa yang terpilih nantinya mampu menjadi sosok yang dapat memberi contoh positif dan teladan bagi teman-temannya.

Indah bukan, bila Pemilu berlangsung jujur, adil, jauh dari kecurangan dan intimidasi? Yuk, sekali-kali para pemimpin negeri ini berkaca dari anak-anak yang masih bersih! Suhamdani