SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Keterbatasan fisik pada penglihatan bukanlah jadi penghalang para penyandang tuna netra untuk tetap beribadah saat bulan ramadan dengan tadarus al quran braille.
Para penyandang tuna netra dari Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Bhakti Chandrasa Kota Solo ini tampak lancar dan khusyuk saat membaca al quran braile.
Ada yang menyimak saat temannya membaca. Ada juga yang membaca dan menghafal surat-surat pendek al quran.
“Insya allah, saya ada target. Mudah-mudahan di bulan ramadan ini bisa mengkhatamkan lah,” ujar salah satu penghuni panti, Achmad Faizun (26).
Untuk bisa memenuhi target khatam, ia pun terus tadarus tiap hari baik bersama teman-temannya maupun sendirian.
“Tadarus bersama-sama itu setiap hari. Kalau di bulan ramadan itu setelah salat taraweh dan salat subuh,” sambungnya.
Sementara itu pengajar Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Bhakti Chandrasa Solo, Sartono mengatakan tadarus bersama ini dimulai sejak awal ramadan. Ada juga yang tadarus sendiri, ada juga yang belajar dengan teman yang lain karena memang pemula.
“Sudah mulai sejak awal ramadan kemarin dan rutin setiap hari, tidak hanya di bulan ramadan juga. Ada juga yang baru belajar, biasanya yang sudah bisa mengajari yang belum bisa,” terangnya.
Menurutnya ada sekitar 35 orang yang biasa tadarus bersama-sama. Mereka pun sangat antusias sekali untuk belajar al quran.
“Alhamdulillah, untuk antusias mereka sangat suka. Karena juga termotivasi berbagai pihak, baik dari lingkungan atau dari segi nilai-nilai pahala yang mungkin berlipat ganda pads bulan ramadan,” paparnya.
Suranto menambahkan kendalanya adalah untuk mengajarkan mereka baca al quran. Jadi bagaimana membangkitkan semangat agar mereka suka.
“Ini kita butuh komunikasi baik secara kelompok atau individu. Kita tidak ada target, disesuaikan dengan kemampuan anak, disesuaikan kondisi juga sehingga mereka belajar ngaji betul-betul diambil dari hati, keikhlasan dan kerelaan,” paparnya.
“Motivasi terus menerus kita lakukan. Tapi pelaksanaan nanti betul-betul biar mendapatkan hidayah tidak gara-gara dari pembimbing tidak ada paksaan tapi betul-betul kesadaran diri,” pungkasnya. Ando