Beranda Daerah Solo Peringati Hari Tari Sedunia, Pura Mangkunegaran Solo Persembahkan Trilogi Tari

Peringati Hari Tari Sedunia, Pura Mangkunegaran Solo Persembahkan Trilogi Tari

Memperingati Hari Tari sedunia sekaligus Hari Ulang tahun ke 267, Pura Mangkunegaran Solo menggelar trilogi tari dengan menampilkan tarian Bedhaya Senopaten Dirodameta, Minggu (28/4/2024). Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Memperingati Hari Tari sedunia sekaligus Hari Ulang tahun ke 267, Pura Mangkunegaran Solo menggelar trilogi tari dengan menampilkan tarian Bedhaya Senopaten Dirodameta, Minggu (28/4/2024). Gelaran trilogi dimulai di Candi Sukuh dan dilanjutkan di Pura Mangkunegaran, sebagai simbol rumah dan warisan budaya.

Dalam kesempatan ini, tari Bedhaya Senapaten Diradameta ditampilkan penuh dengan nilai spiritual dan sejarah. Puncak trilogi yakni perhelatan 24 jam menari yang digelar di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.

Kurator Tari, Rama Soeprapto mengatakan, alasan menampilkan tari Bedhaya Senopaten Dirodometa karena tarian tersebut diciptakan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPPA) Mangkunegara I atau Pangeran Sambernyawa. Tari tersebut juga melambangkan kemenangan pertempuran Rembang tahun 1756. Dimana tarian melibatkan tujuh pejuang pria dengan trisula dan busur sebagai simbolisasi heroisme.

“Jadi sebuah keterikatan. Dirodometa berkisah tentang kiyasan gajah mangamuk. Jadi sebuah teknik peperangannya Pangeran Sambernyawa. Dia 16 tahun berjuang nonstop untuk melawan penjajah di saat itu. Saya rasa sifat heroisme sangat berkurang. Kalau bisa kita tayangkan dalam sebuah tarian dan kebudayaan ini luar biasa,” ujarnya, Minggu (28/4/2024), di Pura Mangkunegaran.

Baca Juga :  Himki Rekomendasikan Strategi Proindustri dan Proekspor pada Pemerintah

KGPPA Mangkunegara X menjelaskan, tarian Bedhaya Senapaten Diradameta sudah ada sejak pemerintahan KGPAA Mangkunegara I. Tarian ini digelar pada momentum peringatan Adeging Mangkunegaran ke-267 sekaligus merayakan Hari Tari Sedunia.

“Tentunya 267 tahun ini merupakan kegiatan yang bersejarah. Hari ini penggaliannya juga kuat. Dari sisi menampilkan Bedhaya Diradameta yang sudah ada sejak Mangkunegara I. Jadi 267 tahun tadi pas juga momennya. Karena tadi 267 tahun ini dimulai dari perjuangannya beliau. Tariannya hari ini pun pas di era perjuangannya beliau,” bebernya.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Hilmar Farid menuturkan, pihaknya bakal terus berkomitmen memperkuat identitas nasional melalui kebudayaan. Serta menjadikan Indonesia sebagai pusat keunggulan seni dan budaya di tingkat global.

“Termasuk di dalamnya seni tari tradisional yang di dalam setiap geraknya memiliki makna yang merepresentasikan warisan masa lalu dan juga cerminan dari kehidupan masa kini. Untuk itu, lewat rangkaian acara yang berkolaborasi dengan Pura Mangkunegaran, tidak hanya akan menonjolkan keindahan seni tari, tetapi juga bertujuan untuk menghubungkan kembali masyarakat modern dengan akar budaya mereka yang mendalam,” pungkasnya. Prihatsari

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.