WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Warga Tawangsari Pagutan Manyaran Wonogiri dilatih cara mengolah sampah hingga pemanfaatannya secara keberlanjutan. Salah satunya melalui pendirian bank sampah.
Pelatihan dan pendampingan pengolahan sampah bagi warga Tawangsari Pagutan Manyaran Wonogiri tersebut adalah gawe Yayasan Ponpes SPMAA (Sumber Pendidikan Mental Agama Allah) Wonogiri dengan melakukan pemberdayaan masyarakat di bidang lingkungan.
Melalui rilis yang diterima JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (22/5/2024) program pendampingan pengolahan sampah itu merupakan layanan Pendidikan Informasi Lingkungan Hidup (PILIH). Pemberdayaan ini diwujudkan dalam pelatihan olah sampah dan pendampingan lanjutan.
Kegiatan pelatihan olah sampah dilaksanakan pada April 2024 di Kelurahan Tawangsari Pagutan Manyaran Wonogiri.
Peserta dipilih 25 warga desa dari unsur ibu rumah tangga, aparat kelurahan, perwakilan komunitas pengajian, dan tokoh masyarakat. Sementara fasilitator pelatihan didatangkan aktivis penggerak pendidikan lingkungan dari Magetan.
Pimpinan Pengasuh Pesantren SPMAA Wonogiri Ashabun Naim, menerangkan tujuan kegiatan menumbuhkembangkan dan memupuk kesadaran berwawasan hidup yang ramah lingkungan.
“Kami ingin memberdayakan masyarakat Wonogiri melalui kegiatan pelatihan berbasis ekologi lingkungan. Selain sebagai amal mewakili entitas santri, kegiatan ini relevan dengan geografis Wonogiri yang sepanjang berupa gunung dan hutan. Keluarga dan masyarakatnya harus menjaga potensi ini supaya tetap berlanjut lestari,” kata pengasuh santri yang sehari-hari akrab dipanggil Gus Nam ini.
Sebagai rintisan, kegiatan pemberdayaan ini nanti dilangsungkan bertahap. Dimulai pendampingan pemilahan sampah ke rumah rumah, pencegahan atau pengurangan pembakaran sampah, lanjut penerapan sampah sebagai pupuk kompos dan pembuatan bank sampah.
Gus Naim menambahkan, Yayasan SPMAA melalui progam PILIH memiliki misi pendidikan ekologi yang bermanfaat dimana pesantren bertempat dan bermasyarakat.
“Dengan kegiatan pemberdayaan berbentuk pendidikan lingkungan ini, kami para santri sekaligus mengamalkan ajaran Al Quran relevan kekinian,” jelas Gus Naim.
Sebagaimana tahapan pendidikan, pendampingan pemberdayaan juga menemui dinamika. Terutama masyarakat yang masih pemula.
Menyikapi temuan di lapangan ini, Gus Naim optimis kegiatan pemberdayaan akan berkelanjutan. Aris Arianto