WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Keluarga besar SMAN 1 Pracimantoro Wonogiri atau kerap disebut sebagai Samsaprama melaksanakan pagelaran wayang kulit padat, Kamis (16/5/2023). Ada tiga event sekaligus yang dihelat dalam balutan wayangan tersebut.
“Kami melaksanakan sosialisasi pencegahan dan penanganan tindak kekerasan di sekolah, kemudian sosialisasi berbagi praktik baik kepada orang tua, dan gelar karya P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dengan tema kewirausahaan,” ungkap Kepala SMAN 1 Pracimantoro Sri Paminto S.S, M.Pd.
Sosialisasi pencegahan dan penanganan tindak kekerasan di sekolah dengan media wayang mengambil lakon Pendadaran Paguron Sokalima. Lakon ini menceritakan tentang Pandawa dan Kurawa saat berguru di padepokan Sokalima.
Dalam menempuh pendidikan itu akhirnya ada intrik perundungan atau bullying dari Kurawa terhadap Pandawa.
“Isi cerita dalam lakon wayang ini diharapkan bisa dipelajari anak anak, bahwa dalam pergaulan agar menghindari sikap buruk sebagaimana ditunjukkan Kurawa,” tutur dia.
Sebaliknya Pandawa yang baik dan serius belajar akhirnya endingnya sukses dan menjadi raja atau ksatria sejati. Sikap dan sifat personil Pandawa inilah yang wajib diteladani para siswa.
“Harapannya anak bisa belajar dari cerita wayang dengan mencontoh Pandawa, dan jangan seperti Kurawa,” sebut dia.
Selain itu, menurut dia, melalui pagelaran wayang kulit anak bisa turut melestarikan seni dan budaya. Terlebih sang dalang yakni Kepala SMAN 1 Pracimantoro Wonogiri sendiri, yakni Ki Sri Paminto S.S, M.Pd dan penabuh gamelan adalah para siswa Smasaprama dibantu siswa SMK Pariwisata Pracimantoro untuk pesinden dan pengendang.
Untuk diketahui Ki Sri Paminto merupakan kepala sekolah yang hobby mendalang dan keturunan dalang asal Klaten. Sosok satu ini sudah mengenal dan berpengalaman mendalang sejak masa kuliah.
“Sosialisasi kedua berbagi praktik baik, pelaksanaannya saat wayang memasuki goro-goro ada talkshow antara sekolah dengan orang tua wali, curhat bareng perkembangan anak didik,” beber dia.
Di samping itu ada gelar karya P5 di komplek sekolah. Para siswa menyajikan potensi makanan maupun kerajinan berbahan dasar lele dan jagung, misalnya aneka olahan lele, vas bunga dari klobot, dan sejenisnya.
Pemilihan bahan dasar lele dan jagung ini cukup beralasan. Mengingat SMAN 1 Pracimantoro Wonogiri mempunyai kolam lele, plus wilayah Pracimantoro merupakan salah satu sentra tanaman jagung.
“Khusus karawitan, SMAN 1 Pracimantoro Wonogiri ada ekskul yang melatih kepala sekolah sendiri. Sekolah juga punya gamelan, sejak saya ditugaskan disini, kami rehab diperbaiki dan dipakai untuk latihan,” jelas dia sembari mengimbuhkan tim karawitan dengan nama Smasaprama Laras itu setidaknya sudah tiga kali menggelar pentas. Aris Arianto