JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Pembangunan Pabrik Sepatu di Sragen Dibatalkan, Investor Menyerah Gara-Gara Sulitnya Pembebasan Lahan. Ini Menjadi Kerugian Besar Bagi Warga Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan Lenyap

Lokasi lahan rencana pendirian pabrik sepatu terbesar di Indonesia yang berada di Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah || Huri Yanto
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Proses panjang pendirian pabrik sepatu di Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah akhirnya berakhir, setelah sekian lama pembebasan lahan sangat alot dan petani menolak pendirian pabrik sepatu terbesar di Indonesia itu.

Melalui surat yang telah beredar PT. TKG Taekwang akhirnya angkat tangan dalam upaya investasi di Sragen tersebut, hal ini justru sangat disayangkan saat ada investor besar yang masuk dan membangun lowongan pekerjaan dan mampu menampung puluhan ribu karyawan justru malah disia-siakan.

Meski sudah 80 persen lebih tanah yang berhasil di beli oleh PT. TKG Taekwang, kesempatan membangun lapangan pekerjaan di bumi Sukowati gagal lantaran masih ada sebagian petani ada yang menolak melepas tanah mereka.

Bahkan, surat pembatalan pembangunan pabrik sepatu itu juga sampai juga ke tangan warga. Sebagian warga yang menolak menjual lahan, akhirnya bersyukur dengan batalnya pembangunan pabrik sepatu bersekala besar itu di wilayah Tanon.

Pada JOGLOSEMARNEWS.COM Sekretaris Forum Komunikasi Petani Bersatu (FKPB) Thonie Sujarwanto menyampaikan dalam surat yang sejatinya ditujukan kepada Kepala Desa Bonagung tersebut, rencana investasi tidak dapat diteruskan dengan beberapa pertimbangan yang berhubungan dengan rencana produksi serta pertimbangan situasional.

Baca Juga :  Video: Detik-detik Tongkat Komando Kapolda Jateng Terjatuh Saat Mendampingi Presiden Jokowi di Sragen

“Iya tentu menjadi kabar yang membahagiakan bahwa rencana investasi yang sewenang-wenang ini akhirnya akan dihentikan. Ini artinya perjuangan para petani bersama LBH Muhammadiyah serta semua orang yang terlibat akhirnya berbuah manis,” kata Thonie Jumat (17/5/2024).

Menurutnya, pihaknya sudah menyampaikan kepada petani yang selama ini bersikukuh tidak mau menjual tanahnya untuk tetap merapatkan barisan. Kemudian saling koordinasi, tetap berjalan pada prinsip, dan jangan mudah terpengaruh dengan apapun kabar yang sedang beredar karena bisa jadi ini hanya pengalihan.

“Kami sudah berjuang mempertahankan hak milik kami selama bertahun-tahun. Jika dihitung sejak awal, maka kami sudah berjuang kurang lebih empat tahun,” bebernya.

Selain itu, ia juga menyampaikan untuk membiarkan para petani fokus menyediakan pasokan pangan. Jangan malah dibebani dengan upaya-upaya pendirian pabrik sepatu dan lowongan pekerjaan.

Terkait kabar tersebut, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Dwi Agus Prasetyo membenarkan kabar tersebut. Dia menjelaskan dari PT. TKG Taekwang menghentikan rencana investasi di desa Bonagung itu per Juni nanti akan berhenti dalam proses pembebasan lahan.

”Karena 2 tahun berproses masih ada warga yang susah, belum ada nilai titik temu harga yang disepakati sehingga belum bisa jual beli dengan PT,” ujarnya.

Baca Juga :  Pesta Rakyat dalam Dimensi Ekonomi Kreatif dan Kesejarahan: Hari Jadi Sragen ke-278

Kemudian tanah yang sudah dibeli perusahaan tidak boleh digarap oleh pemilik lama. Sehingga mungkin akan dikosongkan. Nantinya lahan tidak dimanfaatkan, tapi masih merupakan asetnya PT.

Pemerintah Kabupaten Sragen mengaku kecewa atas gagalnya investasi bernilai besar tersebut.

“Sikap Pemkab penghentian investasi TKG kita sangat kecewa ya , kerugian besar bagi masyarakat Tanon khususnya karena TKG taekwang itu kan investasi sangat besar. Untuk industri padat karya melibatkan 20 ribu tenaga kerja terserap. Multiplier efeknya luar biasa apalagi pabrik sepatu tidak ada limbah yang ditimbulkan di operasional di pabrik itu,” kata Dwi.

Padahal Gaji TKG itu diatas UMK Sragen. Selain itu adanya pabrik pasti membuat multiplier efeck dengan tenaga kerja yanh banyak. Sehingga UMKM bergeliat dan perekonomian berkembang.

“Jumlah karyawan segitu perputaran uang gaji karyawan diprediksi 170 miliar uang yang beredar di Tanon otomatis perekonomian bergerak, hal itu yang sangat merugikan kita,” terangnya.

Pihaknya berharap ada solusi kesepakatan, dan titik temu. Sebelum bulan juni diharapkan ada komunikasi dan keberlanjutan investasi.

Huri Yanto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com