JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia disentil oleh anggota Komisi VI DPR RI terkait dengan progres investasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara.
Masalahnya, hingga saat ini belum ada investor asing yang menanamkan modal untuk proyek ibu kota baru di Kalimantan Timur tersebut.
Situasi tersebut, menurut anggota Fraksi PDIP, Harris Turino, tidak sejalan dengan pernyataan Bahlil dalam rapat sebelumnya yang menyebut akan ada banyak investasi asing masuk IKN.
“Tapi faktanya, sampai sekarang tidak ada satupun saya mendengar ada investasi asing yang sudah merealisasikan investasinya di IKN,” kata Haris dalam rapat kerja di Komisi VI DPR, Selasa (11/6/2024).
Tak cuma investasi asing, Harris menilai investasi domestik juga masih terbatas sehingga proyek IKN masih mengandalkan APBN. Ia mencatat, sejak 2022 hingga tahun ini, sudah ada anggaran Rp 72,8 triliun yang digelontorkan untuk IKN.
Artinya, dengan alokasi Rp 90,2 triliun dari APBN, anggarannya tersisa Rp 16 triliun pada 2025 mendatang. Padahal, pembangunan infrastruktur dasar belum selesai.
“Akibatnya, investor swasta apalagi asing akan sulit sekali menaruh dananya, kecuali kalau diinjak. Tapi apakah dengan cara seperti itu investasi akan didatangkan ke IKN? Bagaimana janji Bapak, (investasi) asing akan masuk dalam jumlah besar?” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh anggota Komisi VI dari Fraksi PKS, Amin Ak, yang mempertanyakan kelanjutan minat investor asing yang sebelumnya sudah digembor-gemborkan pemerintah.
Salah satunya, CEO Tesla Elon Musk yang ternyata datang bukan untuk berinvestasi dengan kendaraan listriknya, malah untuk layanan Starlink.
“Apakah calon investor dalam negeri dengan konsorsiumnya, misalnya, juga mau ada realisasi atau cuma ada di berita-berita saja?” tanya Amin Ak.
Merespons pertanyaan tersebut, Bahlil Lahadalia mengakui belum ada penanaman modal asing (PMA) yang masuk Ibu Kota Nusantara (IKN). Sejauh ini, investasi yang pembangunannya sudah dimulai masih berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Bahlil mengatakan, investasi asing belum masuk ke proyek ibu kota baru karena pembangunan tahap pertama belum rampung. Namun, ia mengklaim investor asing sudah berkomunikasi dan mempertanyakan kapan bisa memulai menanam modal di IKN.
“Tapi, kita katakan bahwa setelah 17 Agustus, baru kita lihat,” kata Bahlil.