KLATEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hibah MBKM Program Studi Pendidikan Luar Biasa FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar seminar prakuliah dengan mengusung tema “Menembus Keterbatasan, Mewujudkan Cita-cita dan Menggapai Mimpi dengan Berkuliah di Perguruan Tinggi”.
Seminar tersebut berlangsung di aula SLB B YAAT Klaten di Jalan Sumberejo Raya, Bendogantungan, Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan pada Jumat (3/5/2024). Selain dihadiri para guru dan siswa, seminar juga dihadiri oleh para orangtua peserta didik.
Untuk mempermudah informasi tersampaikan kepada para siswa berkebutuhan khusus B (Tunarungu), seminar tersebut disertai dengan penerjemahan bahasa isyarat oleh mahasiswa KKN.
Bertindak selaku narasumber dalam kegiatan seminar tersebut praktisi dan aktivis di dunia disabilitas yang juga dosen di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Joko Yuwono, M.Pd.
Dr. Joko Yuwono menjelaskan, seminar itu bertujuan agar siswa dapat mengetahui persiapan yang harus dilakukan untuk menempuh jenjang kuliah sehingga bisa dijadikan evaluasi diri dan perbaikan.
Seminar diawali dengan pemaparan informasi terkait keberagaman dan keragaman anak berkebutuhan khusus, di antaranya anak dengan hambatan penglihatan, anak dengan hambatan pendengaran, dan anak dengan hambatan intelektual.
Ada pula anak dengan hambatan fisik dan motorik, anak autistik, anak dengan hambatan emosi dan perilaku, anak dengan hambatan majemuk, anak lambat belajar, anak berkesulitan belajar, anak erdas istimewa serta anak berbakat istimewa.
“Kemandirian dan tekad untuk terus maju adalah modal utama anak bisa diterima dan berjuang di dunia perkuliahan,” papar Dr Joko Yuwono.
Dr. Joko Yuwono menjelaskan, orang tua dan guru juga perlu memperhatikan hal-hal yang penting untuk mempersiapkan peserta didik dan anak dengan berkebutuhan khusus agar dapat beradaptasi dengan lingkungan kampus.
“Anak perlu beradaptasi mengenai kemampuan akademiknya, kemampuan vokasional, kemandirian, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berinteraksi, motivasinya, psikologinya (daya juang, semangat dan keinginan untuk maju), minat dan bakatnya,” beber Joko Yuwono.
Menurut Joko Yuwono, pendampingan tersebut ada yang bersifat langsung, misalnya mahasiswa tuli dalam pembelajaran duduk di meja depan dosen dan menggunakan web captioner.
Untuk saat ini, demikian Dr Joko Yuwono, UNS men-support kondisi tersebut dengan membelikan alat berupa clip on yang nantinya akan terhubung ke HP atau laptop yang menghasilkan tulisan.
“Dengan demikian, informasi mudah diterima dan tidak terganggu jika dosen bermobilisasi, ” papar Dr. Joko Yuwono.
Seminar tersebut berlangsung dengan cukup sinergis dan dinamis dengan munculnya banyak pertanyaan ketika sesi tanya jawab dibuka. Hal tersebut menunjukkan tingkat pemahaman yang semakin meningkat terhadap kesempatan berkuliah bagi siswa dengan disabilitas.
Sementara itu dalam closing statementnya, Dr. Joko Yuwono berpesan agar orang tua tidak egois, guru tidak “semaunya sendiri”, namun harus saling membantu. Anak-anak belum bisa memutuskan apa yang benar, sehingga orang tua harus mendampingi dan dan mensupport agar bisa meraih kesuksesan.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan penampilan dan penayangan video motivasi kuliah dari mahasiswa disabilitas UNS, untuk menambah motivasi dan semangat adik-adik di SLB B YAAT Klaten.
Salah satu mahasiswa tunanetra, PLB UNS, Risma mengungkapkan menjadi mahasiswa disabilitas tak pelu takut masuk dunia perkuliahan.
“Karena, meskipun disabilitas kita berhak meraih mimpi dan cita-cita,” ungkap Risma.
Sementara itu, Isna, mahasiswa tunarungu PLB UNS juga turut diundang secara virtual melalui video. Ia mengaku memang benar sebagai disabilitas, ada hambatan di kampus.
“Namun selalu ada kesempatan dan fasilitas diberikan untuk kaum disabilitas, ” terangnya.
Secara umum, seminar prakuliah tersebut berhasil menyampaikan informasi yang komprehensif tentang peran yang bisa diambil dan hal hal yang perlu diperhatikan dalam peserta didik atau anak berkebutuhan khusus untuk masuk ke jenjang perkuliahan serta tahapan yang dilalui menuju jenjang perkuliahan. [Redaksi]