SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Proyek pembangunan makam Larasati Sukowati di Desa Jatitengah, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah baru-baru ini menjadi sorotan. Proyek kawasan makam terbesar di Kabupaten Sragen tersebut kini terlihat memprihatinkan, pasalnya proyek dengan anggaran cukup besar itu kini terlihat tak terawat dan banyak ditumbuhi rumput liar.
Dari adanya informasi kejanggalan itu komisi III DPRD Sragen langsung melakukan peninjauan ke area makam tersebut. Akses jalan dan sejumlah temuan lain didapati anggota DPRD saat memantau kondisinya.
Rombongan Komisi III DPRD Sragen yang melihat langsung situasi makam antara lain Ketua Komisi III Sugiyarto, lantas ditemani Joko Setyawan dari Fraksi PDIP dan Taufik Purwoko dari Fraksi Golkar.
Pada JOGLOSEMARNEWS.COM Ketua Komisi III Sugiyarto menegaskan kehadiranya ke proyek makam untuk menindaklanjuti anggaran yang sudah dipacak pada tahun 2023 lalu. Dia melihat ada silpa sekitar Rp 170 juta, dari anggaran Rp 2,2 miliar.
“Iya kita ingin tahu keadaan bangunan dan kualitas. Kalau kualitas bangunan saya nilai masih kurang, dan kondisinya bisa dilihat sendiri tak terawat banyak ditumbuhi rumput liar menutupi bangunan,” kata Sugiyarto Kamis (13/6/2024).
Kemudian dia menyayangkan anggaran yang sudah dilaksanakan terkesan terbengkalai. Kawasan yang semestinya tertata dengan baik, justru kurang perawatan. Kemudian pemanfaatan dirasa belum optimal.
Kemudian dia melihat akses jalan yang belum siap. Karena kawasan makam yang seharusnya melalui jalan kabupaten, masih di jalan desa.
“Segera saya minta kades setempat untuk mengajukan ke Kabupaten, karena jalannya kurang luas dan kondisinya kurang memadai,” terangnya.
Lalu Sugiyarto menekankan di makam tersebut belum ada penerangan. Hal tersebut diperlukan untuk pemakaman malam hari dan menghindari kesan pemakaman yang seram.
“Saya minta ada jaringan listrik, baik di kompleks makam maupun jalan,” terang dia.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kawasan Pemukiman Dinas Perumahan, Pemukiman Pertanahan dan Tata Ruang (Disperkimtaru) Kabupaten Sragen Budi Wibowo menyampaikan ada masukan terkait perawatan dan pengelolaan dari DPRD Sragen. Kemudian ada perintah untuk sosialisasi pada masyarakat berkaitan pemanfaatan lahan makam. Selain itu, pihaknya juga mengakui ada penerangan yang tidak terpenuhi.
”Paling tidak dari Jembatan Sapen sudah harus ada tanda arah ke Makam Perno, Kemudian perawatan,” ujarnya.
Dia menjelaskan saat ini sudah dibangun lebih dari 1 hektar. Sementara yang sudah dibeli untuk lahan makam sekitar 4 hektar. Pihaknya berupaya untuk pemanfaatan lahan makam tersebut. Pihaknya untuk retribusi ijin makam gratis. Namun ada retribusi penanda makam di perda Rp 400 ribu.
Huri Yanto