JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Setelah Lama Tenggelam,  8 Seniman Coba Bangkitkan Lagi Batik Lukis

Batik lukis
Ketua PPBI Sekar Jagad menerima cindra mata batik lukis dari panitia yang diserahkan seniman Bambang Darmo | Foto: Istimewa
   

BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Setelah tenggelam puluhan tahun lamanya, delapan pelukis Yogyakarta membangkitkan kembali kreasi karya batik lukis. Mereka melakukan aksi nyata dengan menggelar Contemporary Batik Painting Art Exhibition Canting Kencono Gembrojog Tanpo Laraban di Galeri Joko Batik Rt 04 Tarudan Kapanewon Sewon, Bantul.

Opening Exhibition yang dilakukan Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo dan Ketua Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad, Afif Syakur pada Sabtu (15/6/2024) itu akan dilangsungkan hingga 5 Juli 2024 mendatang.

Ketua PPBI Sekar Jagad Afif Syakur mengapresiasi terhadap delapan seniman perupa yang menggelar acara Exhibition Batik Lukis tersebut. Kegiatan tersebut merupakan kebanggaan tersendiri setelah puluhan tahun batik lukis tenggelam dari peredaran.

“Puluhan tahun batik lukis tenggelam. Terakhir batik lukis itu eksis tahun 1990-an,” kata Afif Syakur dalam pidato openingnya.

Ia mengatakan, batik lukis muncul tahun 1970-an dan pertama kali dikenalkan melalui Banjar Barong. Sementara di masyarakat dikenalkan melalui batik Tamansari.

Baca Juga :  3 Remaja Ini Diamankan Polisi di Jogja Karena Diduga Terkait Klitih, Ternyata Ini Kejadiannya

“Batik lukis pernah mengalami masa kejayaan di masa Pak Amri Yahya tahun 1980-an. Setelah beliau meninggal dunia tahun 2004, batik tenggelam,” ujarnya, sebagaimana dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo (kanan) melihat batik lukis usai pembukaan | Foto: Istimewa

Dalam kesempatan itu, Afif Syakur juga memberikan ide untuk mengembangkan batik lukis. Bahkan akan memberi inspirasi membuat festival kontemporer lukis batik. Menurut dia, batik tidak sekedar fashion namun lebih dari itu. Batik bisa diwujudkan dengan bentuk lukisan batik lukis kontemporer.

“Selama ini lukisan hanya dengan kanvas acrylic atau oil. Ternyata melukis juga bisa dilakukan dengan lukis batik,” ujarnya.

Sementara Wakil Bupati Bantul, Joko B Purnomo tidak menyangka kalau batik lukis banyak di Bantul. Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi bagi pemerintah Kabupaten Bantul.

“Insya Allah tidak lama lagi, Bantul akan menggelar festival batik lukis,” ujarnya.

Seperti diketahui bersama, batik, secara etimologi diambil dari kata “ambatik”. Dalam bahasa Jawa “amba” berarti menulis dan “tik” yang berarti titik kecil, tetesan, atau membuat titik. Jadi, batik adalah menulis atau membuat titik.

Baca Juga :  Kampung Wisata di Jogja Terima Alat Pengelolaan Sampah di Tengah Darurat Sampah

Panitia Penyelenggara Chamit Arang mengatakan Batik begitu melekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Karena sudah terpatri citra dan identitas nasional Indonesia, tak ayal batik dinyatakan sebagai salah satu national branding Indonesia.

Terlebih sejak 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, UNESCO telah menetapkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity (Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-bendawi).

Sementara delapan  perupa dalam Exhibition ini ingin mencoba mengembangkan batik ke dalam tehnik lukis yg tergabung dalam kelompok “Canting Kencono”.

Delapan perupa yang memamerkan batik lukis, mereka di antaranya adalah Bambang Sukono Wijoyo Darmo, Chamit Arang, DN. Koestolo, Eka Susetyaningsih, Jaka Batik, Picuk Asmara, Rusman, Yaya Maria. Suhamdani

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com