SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Tim ECO-ROOFTILE mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil meraih gold medal pada ajang International Competition Based On Innovation Development, Global Youth Innovators Competition (GYIC) 2024.
Tim tersebut terdiri dari Luthfia Nur Putri Azizah sebagai ketua tim dan Ariz Fantrio Larosa sebagai anggota. Dalam keberhasilannya, tim ECO-ROOFTILE dibimbing oleh Intan Pramesti Rochana, ST., MRK., selaku dosen Arsitektur UMS.
Ketua Tim Luthfia mengungkapkan kebaharuan dari inovasi ini adalah ECO-ROOFTILE ini menggunakan 3 material sekaligus sebagian bahan utama dibanding material sebelumnya yang hanya memakai 1 material limbah saja.
“Dan juga, ECO-ROOFTILE ini telah teruji standar SNI nomor 9 Tahun 2007 di mana inovasi sebelumnya hanya sebatas memenuhi standar pengujian manual,” ungkapnya, Jumat (19/7/2024).
Selain itu dari segi harga juga sangat murah meriah dibandingkan genteng yang berbahan dasar material keras.
“Upaya ECO-ROOFTILE untuk mengurangi pencemaran lingkungan sangat berpotensi besar untuk mewujudkan pembaharuan teknologi material bangunan yang ramah lingkungan dalam jangka waktu ke depan,” bebernya.
Sehingga inovasi ini bertolak ukur pada target utama, yaitu Sustainable Development Goals (SDGS). Di mana pemanfaatan limbah industri rumah tangga berada di posisi sebagai BIOSPHERE.
“Kemudian dengan adanya upaya pengurangan pencemaran lingkungan, dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat pada kawasan tersebut,” tegas Luthfia.
Menurutnya, apabila kuliah hanya untuk mendapatkan nilai saja tidak cukup. Maka perlu untuk mengaplikasikan ilmu yang kita dapatkan di perkuliahan secara langsung, melalui perlombaan salah satunya.
Ariz Fantrio Larosa juga mengungkapkan dengan adanya ECO-ROOFTILE ini mampu menjadi terobosan baru untuk wadah pelaku ekonomi kreatif mengembangkan usahanya dan menjadi sumber ekonomi.
“Dengan adanya 3 sumbu tahapan tersebut, maka perlu adanya kolaborasi dari partnership untuk menuju Goals utama yaitu Towards Sustainable development Goals Twenty and Thirty, yaitu antara produsen, peneliti, dan juga konsumen,” tambahnya.
Inovasi kebaruan ini, lanjutnya, dinamakan ECO-ROOFTILE. Dimana pada proses pembuatan ECO-ROOFTILE ini, memiliki beberapa tahapan.
“Tahap yang pertama yaitu analisis pencarian masalah yang mengacu pada urgensi di kota kita. Tahap kedua yaitu mengumpulkan limbah cangkang telur, serabut kelapa, dan ampas tebu tersebut untuk dilakukan tahap pembuatan material. Tahap ketiga adalah cara membuat dan mencampur 3 bahan menjadi 1 adonan yang telah melalui proses takaran sesuai kebutuhan, yaitu 250 gram ampas tebu, 100 gr serabut kelapa dan 750 gr cangkang telur,” paparnya.
Pada 3 bahan limbah ini, masing masing mempunyai kelebihan dan keunggulan dari segi kandungannya:
– Cangkang Telur sebagai substansi terbanyak, karena dia memiliki zat kapur dan kandungan silicafum yg berfungsi sebagai pengganti tepung dan pemberi nilai kelenturan.
– Serabut Kelapa memiliki nilai tinggi pada serat yg kuat sehingga memberikan penunjang pada tekstur daya erat.
– Ampas Tebu memiliki kandungan silica yang dapat bereaksi dengan CA(CO)2 atau Kalsium Hidroksida yg dapat menggantikan komposisi 25% semen putih dalam pembuatan material genteng ini.
“Harapannya, inovasi ini dapat terwujud sebagai terobosan baru, terutama bagi rekan sejawat kami, para pelaku pembaharu bangunan,” pungkas Mahasiswa Arsitektur UMS itu.
Dalam kesempatan yang sama, dosen pembimbing Intan Pramesti Rochana, ST., MRK., itu mengungkapkan sangat senang diberi kesempatan oleh Kaprodi Arsitektur UMS untuk membimbing tim ini.
“Persiapan asistensi cukup singkat, sebetulnya ini baru riweh-riwehnya mahasiswa Arsitektur karena baru minggu tenang menuju UAS. Waktu itu baru padat-padatnya, tetapi mereka sangat bersemangat,” ujar dosen Arsitektur UMS itu.
Menurutnya, dalam membimbing tim ECO-ROOFTILE sangat menyenangkan, karena ketika memberikan arahan perbaikan, mereka bisa memberi feedback perbaikan 2x lipat.
“Jadi sangat mudah dalam membimbing mereka. Terlebih sekarang ini prodi Arsitektur juga mengeluarkan Surat Keputusan terkait penghargaan atas prestasi akademik mahasiswa. Sehingga dengan adanya SK ini dapat mengapresiasi dan mendorong mahasiswa untuk dapat berprestasi ditingkat nasional dan internasional,” pungkasnya. Prihatsari