JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Sutradara Bakar Production Siap Berbagi Tips Menjadi Konten Kreator di Desa Garangan, Wonosamodro, Boyolali

Ilustrasi film panjang Tiga Dharma Sambernyawa produk Bakar Production yang juga dikenal melalui video series Balada Kampung Riwil | Istimewa
   

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pada ajang Festival Literasinema 2024, sutradara Bakar Production, Dwi Mustanto akan berbagi pengalaman dan karyanya di acara pemutaran dan diskusi film pada Sabtu (3/8/2024) pukul 19.30 WIB di Balai Desa Garangan, Kecamatan Wonosamodro, Boyolali.

Tiga karya yang akan diputar terdiri dari video sitkom berjudul Jebule Ngono, film pendek Mateng Wit, dan film panjang Tiga Dharma Sambernyawa. Ketiga karya tersebut saat ini sudah diunggah di channel YouTube Bakar Production yang juga dikenal melalui video series Balada Kampung Riwil.

Sebagai konten kreator sukses di Solo, channel Bakar Production telah memiliki 652.000 subscriber dan 440 konten video dalam empat tahun sejak diinisiasi pada bulan April 2020. Dalam sebulan, channel ini bisa menghasilkan rata-rata 9 karya video yang menghibur penggemarnya.

Istimewa

Dwi Mustanto, selaku penulis naskah dan sutradara, tentu memiliki pengalaman dan strategi jitu dalam menciptakan karya-karyanya sehingga tetap konsisten dan produktif dalam membuat konten kreatif.

Menurut Direktur Festival Literasinema 2024, Joko Narimo, kehadiran Dwi Mustanto di acara diskusi film sangat penting untuk menginspirasi orang lain. Pengunjung layar tancap bisa mengulik berbagai rahasia di balik layar produksi Bakar Production.

Baca Juga :  Operasional Tol Solo- Jogja Ruas Kartasura-Klaten Ditargetkan Akhir September

“Yang kita lihat di YouTube Bakar Production itu adalah hasil dari sebuah proses. Harapan saya, Mas Dwi bisa memberikan gambaran proses tersebut sekaligus memberikan tips dan trik kepada warga Wonosamodro agar bisa mengikuti jejaknya menjadi konten kreator,” kata Joko, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Joko juga menuturkan bahwa Dwi Mustanto adalah seniman yang tanggap terhadap perubahan zaman.

“Dulu saya mengenal beliau sebagai seniman panggung tradisional, pemain ketoprak Balekambang Solo. Namun sejak masa pandemi, Mustanto bisa mengatasi keadaan dengan beralih ke platform digital untuk tetap bisa berkarya,” tambah Joko.

Warga Desa Garangan, Eko Hermanto (48), mengungkapkan harapannya agar acara Festival Literasinema 2024 bisa membuat Boyolali utara lebih hidup dengan adanya hiburan sekaligus pendidikan.

“Selama ini event di Boyolali terlalu banyak diselenggarakan di kota. Daerah pelosok seperti sini jarang tersentuh. Kedepan, saya berharap festival ini bisa merambah kecamatan lain di Boyolali utara seperti Kemusu, Juwangi, dan lainnya,” ungkap Eko.

Kepala Desa Garangan, Jamroji, juga mengungkapkan kegembiraannya dengan adanya acara seperti ini di desanya. Ia sangat mendukung dan terbuka untuk menjalin kerjasama dalam penyelenggaraan Festival Literasinema 2024 demi kebaikan warga.

Baca Juga :  Atasi Kelangkaan, PT Pertamina Patra Niaga RJBT Tambah 300.000 Tabung LPG 3 Kg di Solo Raya

“Saya pribadi sebagai Kepala Desa Garangan sangat mengapresiasi kegiatan menonton dan diskusi film nanti. Semoga ada manfaat yang dapat diperoleh warga Desa Garangan dari kegiatan positif tersebut,” ungkap Jamroji.

Sekretaris Desa Garangan, Nurkholis, menambahkan bahwa segenap perangkat desa siap membantu mensukseskan acara.

“Demi suksesnya acara, kami siap membantu. Beberapa Karang Taruna tingkat dusun kami undang, anak-anak sekolah kelas 4 SD ke atas juga kami undang. Kebetulan saat ini ada teman-teman KKN dari Universitas Diponegoro (UNDIP) sehingga nanti bisa ikut membantu dan meramaikan acara,” kata Nurkholis.

Festival Literasinema 2024 sendiri merupakan kegiatan pemutaran dan diskusi film yang diselenggarakan oleh Yayasan Tumpi Indonesia bekerjasama dengan beberapa pegiat literasi di Boyolali. Festival ini didukung oleh program Dana Indonesiana kategori Sinema Mikro dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Adapun tujuan dari festival ini adalah untuk mengenalkan film dan media audio visual lainnya sebagai media literasi masyarakat. Di tahun 2024, festival ini memfokuskan diri pada kegiatan layar tancap dan diskusi film di tujuh titik pemutaran di Kabupaten Boyolali. Suhamdani

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com