
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM — Baru-baru ini petani asal Sragen digemparkan dengan kejadian tanaman padi tercemar bahan berbahaya yang membuat tanaman padi mati mengering, kejadian tanaman padi mati mengering itu terjadi di Desa Banyurip, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Menindak lanjuti kejadian tersebut, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Sragen langsung mengambil sampel tanah tercemar bahan berbahaya itu ke laboratorium. Bahkan akibat tercemarnya sawah tersebut petani dinyatakan gagal panen ditaksir mencapai 21 ton padi.
Kepala DKPPP Kabupaten Sragen Eka Rini Mumpuni Titi Lestari menyampaikan pihaknya sudah mendapat laporan setelah ada kejadian. Sebuah truk dengan tangki bermuatan CPO terguling. Lantas cairan dari tangki itu masuk saluran irigasi. Kondisi diperparah karena pada saat itu juga terjadi hujan hingga minyak mengalir ke sawah.
“Iya ada saluran irigasi, lantas setelah kejadian ada hujan, tumpahan minyak mengalir ke sawah,” kata Eka Rini pada awak media Kamis (22/8/2024).
Pihaknya menyampaikan total pemilik sawah yang terdampak sebanyak 30 petani. Namun luasan yang berbeda-beda. Kepemilikan lahan sawah dari 30 petani tersebut seluas 12,49 hektar. Namun luasan yang terkena cairan itu seluas 3,1 hektar.
Dia menjelaskan dari dinas mengambil sampel tanah untuk diuji dengan benih padi. Lantas dilihat perkembangannya,apakah tanaman padi mampu tumbuh atau tidak setelah kondisinya tercemar.
“Kita nanti uji dengan benih, ambil sampel tanah apa bisa tumbuh atau tidak,” terangnya.
Selain itu pihaknya juga Koordinasi ke kementerian Pertanian. Termasuk langkah bantuan pada petani yang terdampak. Karena menurutnya lebih dari 21 ton beras gagal panen akibat musibah itu. ”Kalau panen lebih dari 21 ton, kalau produktfitas seperti pada umumnya. Kami mendampingi petani, memperhitungkan ganti rugi per meter, masalahnya tiap orang berbeda luasannya,” terangnya.
Sebelumnya, dalam video yang diperoleh JOGLOSEMARNEWS.COM yang beredar di WhatsApp, terlihat belasan hektare sawah petani tersebut tanaman padi terlihat mengering dan mati layu.
Salah satu petani bernama Marsono warga Dukuh Ndayu lor, Desa Banyurip, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen salah satu korban terdampak cairan berbahaya menyampaikan bahwa sawah paling parah terpapar cairan berbahaya membuat tanaman padi mati yakni ada belasan petani lalu yang paling parah yaitu ada 4 orang.
“Selain ditempat saya ada petani lain padi dan sawahnya terpapar paling parah yakni sawah milik Gimanto, Karman, Suradi,” kata Marsono Selasa (20/8/2024).
Selain itu, menurut Marsono cairan berbahaya yang mengakibatkan padi mati mengering diduga minyak yang mengandung bahan berbahaya.
“Kayaknya minyak Crude Palm Oil (CPO) tapi pastinya kurang tau, soalnya ada truk tangki terguling di jalan Tol lalu cairannya mengalir ke saluran irigasi dan masuk ke sawah sejak kejadian tanggal 1 Agustus dan selang 3 hari padi mati mengering,” jelasnya.
Marsono dan petani yang lain juga menuntut ganti rugi pada pihak terkait, bahkan dari kejadian itu sudah dilaporkan ke pihak desa dan sempat dilakukan mediasi dengan pihak PT pemilik mobil tengki diduga minyak CPO.
“Biasanya kami saat panen bisa dapat 20 juta tapi musim ini kami tidak bisa panen total, kemarin sudah ada mediasi dengan kepala desa dan pihak PT atau perusahaan, permintaan petani minta ganti rugi karena ini otomatis tidak panen sama sekali,” bebernya. Huri Yanto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.












