Beranda Edukasi Akademia Rektor IIM Surakarta Diminta Terapkan 12 Sifat Kepemimpinan, Segera Naikkan Grade Menjadi...

Rektor IIM Surakarta Diminta Terapkan 12 Sifat Kepemimpinan, Segera Naikkan Grade Menjadi Universitas

Rektor
Pelantikan rektor IIM Surakarta. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Prof. Dr. Rokhmadi, Sekretaris Kopertais Wilayah X Jawa Tengah, mengungkapkan pentingnya seorang pemimpin memiliki 12 sifat kunci dalam menjalankan tugasnya.

Hal itu terungkap ketika memberikan sambutan pelantikan Edy Muslimin S.Ag M.Si sebagai Rektor Institut Islam Mamba’ul ‘Ulum atau IIM Surakarta periode 2024-2028 Senin (2/9/2024). Pelantikan digelar di Gedung Dakwah KH Hasyim Cholil kompleks Stikes Mamba’ul Ulum, Jl Ring Road Utara KM 03, Mojosongo, Jebres, Solo.

Rokhmadi menegaskan bahwa dengan mengamalkan sifat-sifat ini, diharapkan IIM dapat segera meningkatkan statusnya menjadi sebuah universitas.

Menurut Rokhmadi, seorang pemimpin yang baik haruslah inovatif, memiliki gagasan brilian yang dapat mendorong perubahan dan kemajuan. Selain itu, integritas adalah fondasi yang tidak dapat ditawar dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil. Kemampuan problem solving juga menjadi penting, memastikan setiap tantangan dapat diatasi dengan bijaksana.

Kemampuan komunikatif juga ditekankan, di mana seorang pemimpin harus mampu menyampaikan ide dan visi dengan jelas kepada semua pihak.

“Selain itu, pemimpin juga harus menerapkan reward and punishment secara adil, serta menunjukkan empati terhadap kebutuhan dan perasaan bawahannya,” beber Rokhmadi.

Lebih lanjut, transparansi dalam tindakan dan kebijakan, serta keterbukaan pikiran (open minded), menjadi sifat yang krusial. Seorang pemimpin harus terbuka terhadap berbagai perspektif dan saran dari timnya.

Feedback juga dianggap sebagai elemen penting dalam memimpin, memastikan adanya evaluasi dan perbaikan yang terus-menerus. Pemimpin yang visioner akan mampu membawa organisasi menuju masa depan yang lebih baik, sementara emotional intelligence diperlukan untuk memahami dan mengelola emosi, baik dari diri sendiri maupun orang lain.

Baca Juga :  Wisuda Unisri Solo, Rektor Sebut Minim Pengalaman Kerja Jadi Tantangan

Terakhir, seorang pemimpin harus menjadi teladan yang baik (good example), yang mampu menginspirasi dan memotivasi seluruh anggota organisasi.

Dengan memiliki 12 sifat ini, Rokhmadi berharap Rektor Edy Muslimin dapat membawa IIM ke arah yang lebih baik, sehingga dalam waktu dekat IIM dapat meraih status universitas. Ini tidak hanya akan meningkatkan prestise institusi, tetapi juga membuka lebih banyak peluang bagi mahasiswa dan dosen untuk berkembang.

“Perubahan grade menjadi universitas adalah langkah besar, dan itu memerlukan kepemimpinan yang kuat serta berkarakter,” ungkap Rokhmadi.

Pernyataan Rokhmadi ini disambut positif oleh kalangan akademisi dan mahasiswa yang berharap IIM dapat terus berkembang dan menjadi pusat pendidikan unggulan di wilayah Jawa Tengah.

Sementara Edy Muslimin berkomitmen menjalankan visi dan program kerja yang sudah disampaikan ketika proses pencalonannya sebagai rektor. Program kerja yang disusun berdasarkan visi IIM Surakarta dan Yayasan Perguruan Tinggi Islam Surakarta (Yapertis).

Visi Yapertis adalah terbentuknya manusia muslim yang kuat imannya, banyak ilmu dan amalannya, serta berguna bagi masyarakat, bangsa, negara, dan agama.

Sedangkan visi kampus IIM adalah menjadi world class Islamic institut bercirikan rahmatan lil’alamin, melahirkan pribadi yang kuat iman, banyak ilmu, dan amalnya di tahun 2035.

Edy Muslimin sebagai rektor juga menyusun visi dengan berlandaskan visi yayasan dan kampus. Visinya sebagai rektor adalah menjadikan IIM Surakarta unggul dalam akademik, moral, spiritual pada 2028 berlandaskan nilai-nilai Islam rahmatan lil’alamin.

Baca Juga :  Wisuda Unisri Solo, Rektor Sebut Minim Pengalaman Kerja Jadi Tantangan

Menurut dia kepercayaan sebagai rektor itu merupakan amanat yang akan dilaksanakan dengan penuh kerja keras dan loyalitas tanpa batas. Dia akan mengembangkan kepemimpinan kolektif kolegial dan humanis.

Kolektif mengajak sivitas akademika untuk terlibat dalam perumusan dan pengambilan keputusan bersama sama

Kolegial mengakan sivitas akademika terlibat untuk mewujudkan dan memberikan ruang diskusi yang transparan, sehingga dapat memberikan ide dan masukan bebas, memberikan kesempatan untuk pengembangan dan lainnya

“Humanis dengan menghargai kebutuhan stakeholder, memberikan dukungan, mengembangkan budaya empati agar sivitas akademika merasa dihargai kontribusinya. Serta memegang prinsip manajemen modern, kami yakin akan bisa mewujudkan visi. Ditambah kerja keras tuntas dan ikhlas,” jelas dia. Aris Arianto