SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Wisuda Periode II Tahun 2024 Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Surakarta menjadi momen tak terlupakan bagi salah satu wisudawan, Muhammad Faiz Baihaqi. Pria kelahiran 17 Januari 2022 tersebut, diwisuda tanpa dihadiri kedua orang tuanya karena telah meninggal dunia saat pandemi Covid-19.
Muhammad Faiz Baihaqi saat kuliah mengambil Jurusan Akupunktur Program studi Akupunktur dan Pengobatan Herbal Program Sarjana Poltekkes Surakarta. Dia menceritakan awal mula masuk Poltekkes Surakarta pada tahun 2020 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Bersama (SIMAMA). Anak pertama dari tiga bersaudara ini, sebelumnya tidak lolos Jalur Seleksi Penelusuran Minat dan Prestasi (PMDP).
Ketika kuliah semester pertama, pembelajaran masih berlangsung online. Setelah memasuki semester kedua, dirinya mulai praktek klinik. Saat semester dua menuju semester tiga, penyebaran Covid-19 sedang tinggi. Awal Juli 2021, kedua orang tuanya turut terkena Covid-19 namun masih karantina mandiri. Ayah Faiz yang seorang tekniker gigi, sempat dirawat di rumah sakit Rembang namun meninggal dunia pada 16 Juli 2021 di usia 49 tahun.
Sehari setelah ayahnya meninggal, giliran ibunya drop dan harus dibawa ke RS Sardjito Yogyakarta. Ketika itu, perawatan masih di tenda-tenda posko. Sehingga dirinya bisa menemani ibu selama 24 jam. Hanya saja ketika masuk ke perawatan bangsal, kondisi ibunya menurun dan akhirnya meninggal dunia pada 24 Juli 2024 pada usia 46 tahun.
Dalam waktu delapan hari, Faiz kehilangan kedua orang tuanya. Pria asal Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, kabupaten Bantul tersebut sangat terpukul dan mengalami duka mendalam. Terlebih posisinya sebagai anak pertama. Dia bersyukur karena mendapat support dari teman dan saudara.
“Sedih boleh tapi jangan berlarut-larut. Sebab saya anak pertama, jadi menjadi panutan adik-adik. Saya harus kuat,” kata Muhammad Faiz Baihaqi di sela-sela gladi bersih wisuda Periode II Tahun 2024 Poltekkes Surakarta di Edutorium UMS, Selasa (22/10/2024).
Pasca-orang tua meninggal, dirinya kuliah dan biaya hidup di kos menggunakan uang warisan. Sedangkan adik-adiknya, ada saudara yang mendampingi.
Pada semester tiga, dirinya masih kos sendiri dengan harga sekitar Rp600.000. Namun setelah orang tua meninggal, biaya kos sebesar itu terasa sangat berat. Dirinya lalu mengontrak bersama teman-temannya.
Setelah empat tahun menempuh pendidikan, hari wisuda sebagai tanda lulus kuliah akhirnya tiba, Rabu (23/10/2024). Selama menuntut ilmu, Faiz mengaku tak banyak menemui kendala meski sudah tidak ada lagi orang tua yang mendampingi.
“Tapi saya memang sering kepikiran mengenai biaya. Karena biaya kuliah terasa berat,” ucapnya.
Faiz mengaku sangat sedih karena wisuda tanpa dihadiri kedua orang tuanya. Dari keluarga yang hadir saat wisuda, di antaranya adalah adik dan pamannya.
Pasca-wisuda, Faiz mengaku tidak bingung untuk mencari pekerjaan. Ia telah magang bekerja pada
sebuah klinik ternama di Yogyakarta sebagai terapis akupunktur dan freelance event organizer.
Dirinya belum memikirkan untuk menikah karena akan fokus pada adik-adiknya. Adik Faiz yang berusia 18 tahun, kini baru kuliah semester awal. Sedangkan adik yang kedua masih SMP kelas 2.
Sebagai tenaga kesehatan, Muhammad Faiz Baihaqi mempunyai semangat untuk berperan aktif dalam menyukseskan program transformasi kesehatan. Ia berharap ilmu yang diperoleh di Poltekkes Surakarta, dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik untuk masyarakat. Prihatsari