SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Perpustakaan Masjid Sheikh Zayed, Solo, menjadi tuan rumah acara diskusi dan bedah buku berjudul Guru Era Metaverse: Menjadi Pendidik Tangguh dan Bertumbuh di Era Revolusi Teknologi, karya Ary Yulistiana, Selasa (26/11/2024) sore.
Diskusi dan bedah buku tersebut menghadirkan Alfian Hasan, seorang penulis sekaligus pegiat pendidikan alternatif, sebagai pembedah, dengan Eko Setyawan, dosen dan penulis, sebagai moderator.
Buku yang diterbitkan oleh Surya Pustaka Ilmu tersebut menjadi sorotan karena relevansinya dengan tantangan dunia pendidikan di era teknologi.
Alfian Hasan, dalam ulasannya, menyoroti perubahan besar yang dialami dunia pendidikan. Ia mengungkapkan bahwa buku fisik semakin tergeser oleh teknologi digital di era metaverse.
“Buku karya Ary Yulistiana ini sangat lengkap dalam membahas problematika guru di era metaverse. Buku ini juga penting dibaca oleh masyarakat umum untuk memahami tantangan yang dihadapi dunia pendidikan,” ujarnya.
Sementara itu dalam paparannya, penulis buku, Ary Yulistiana, membagikan kisah di balik lahirnya buku tersebut. Ia menyebut bahwa ide awal buku tersebut berasal dari tulisan opininya di harian Solopos berjudul Guru Era Metaverse.
Setelah tulisan itu terbit, ia berpikir dan merenung, bahwa ternyata problematika pendidikan di tengah era digital ini tidak cukup hanya dituangkan dalam sepotong tulisan yang pendek.
Karena itulah, buku tersebut menurut Ary, merupakan akumulasi dari kegelisahan dan pengalaman panjangnya sebagai seorang pendidik.
“Melalui buku ini saya ingin membagikan ilmu dan pengalaman kepada para guru. Guru itu ibarat pelita yang harus terus memperbarui cahayanya. Dengan mindset, skillset, dan toolset yang baik, guru dapat menjadi teladan sekaligus mampu menghadapi tantangan zaman,” katanya.
Moderator Eko Setyawan menyebut bahwa buku tersebut juga relevan untuk mahasiswa dan calon-calon guru. Ia menambahkan bahwa substansi buku tersebut dapat diaplikasikan tidak hanya pada pendidikan formal saja, tetapi juga di pendidikan nonformal dengan penyesuaian tertentu.
Sesi tanya jawab pun berlangsung dinamis. Rina Putri, mahasiswa farmasi sebuah perguruan tinggi di Surakarta menanyakan mengenai pesan penting dari buku tersebut untuk para guru. Sementara itu, Isti, peserta lainnya, bertanya mengenai proses penulisan buku.
Menjawab pertanyaan itu, Ary menjelaskan bahwa ia membutuhkan waktu panjang, sering kali pula menghabiskan malam-malamnya di depan laptop untuk menyelesaikan tulisan tersebut.
Acara diakhiri dengan apresiasi dari peserta yang menyebut buku tersebut memberikan perspektif baru sekaligus inspirasi bagi para pendidik di era teknologi modern. Dan sebagai penutup, dilakukan foto bersama penulis dengan audiens. Suhamdani