SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Himpunan Ratna Busana (HRB) Surakarta resmi meluncurkan buku 14 tahun perjalanan berkiprah di Indonesia. Dengan judul Membumikan Busana Nusantara di Ndalem Wuryoningratan Danar Hadi, Sabtu (16/11/2024) malam kemarin.
Menurut Raden Ayu Febri Hapsari Dipokusumo, salah satu penulis buku Membumikan Busana Nusantara. Kehadiran buku ini diharapkan bisa memberikan inspirasi kepada para perempuan-perempuan di Indonesia khususnya Kota Surakarta, untuk bisa mencintai busana, budaya dan wastra nusantara.
“Jadi di dalam buku ini tidak hanya sekedar perjalanan tapi juga inspirasi tentang berbusana. Kemudian anak-anak muda juga ada di situ, bagaimana remaja berkebaya seperti apa, berkain seperti apa. Harapan kami orang jadi seneng gitu berbusana,” ungkapnya.
Lebih lanjut, RAy. Febri Hapsari Dipokusumo mengatakan bahwa di dalam buku ini, juga menceritakan bagaimana kain-kain dari seluruh Indonesia. Tidak hanya berasal dari Jawa saja, yang bertujuan untuk membangun semangat literasi.
“Kami sudah berjalan dari Sabang sampai Merauke, itu semua kami pelajari. Sehingga di dalam pertemuan itu ada wastra-wastra lain. Ada tenun, ada songket, nah disitu kami eksplore. Kami ceritakan apa yang kami lakukan. Semoga sedikit tulisan ini bisa menginspirasi. Harapan kami ke depan banyak buku-buku hadir, jadi semangat berliterasi juga,” imbuhnya.
Dilain pihak Ketua Himpunan Ratna Busana Surakarta, Danarsih Santoso, berharap dengan peluncuran buku ini bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan budaya untuk seluruh masyarakat Indonesia khususnya para perempuan.
“Hari ini dalam perjalanan 14 tahun, Himpunan Ratna Busana Surakarta meluncurkan buku Membumikan Busana Nusantara. Harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan budaya bagi kita semua. Kami juga berharap HRB Surakarta semakin maju dalam melestarikan budaya dan wastra nusantara,” kata Danarsih Santoso.
Buku Membumikan Busana Nusantara ini nantinya akan dipajang di Perpustakaan Daerah dan juga Nasional untuk bisa dibaca oleh seluruh masyarakat dan mampu menjadi referensi dalam mengajukan Kebaya sebagai warisan heritage ke UNESCO. Ando