YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Asyik bermain di pantai Sundak, Gunungkidul tiga wisatawan asal Jawa Tengah nyaris tewas karena tergulung ombak besar pada Jumat (13/12/2024).
Wisatawan yang semuanya merupakan laki-laki usia 22-24 tahun itu tiba-tiba hanyut terseret gelombang besar saat bermain air terlalu ke tengah. Beruntung ketiganya bisa terkejar tim Search and Rescue (SAR) yang tengah bertugas sehingga nyawanya terselamatkan.
“Kondisi ketiganya lemas dan syok setelah terbawa arus ke tengah laut,” kata Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron Gunungkidul Surisdiyanto, Jumat (13/12/2024).
Lebih jauh Surisdiyanto mengatakan, awalnya tiga wisatawan itu tampak asyik bermain air bersama rombongannya. Namun ada salah satu wisatawan berpencar dan coba bermain agak ke tengah. Saat itulah tiba tiba gelombang besar datang menyeret satu wisatawan itu. Dua rekannnya yang melihat kejadian itu berusaha menolong.
Namun, karena tak memiliki kemampuan dan peralatan memadai, keduanya justru ikut terseret ke tengah. Walhasil, ketiganya mulai hanyut dan terbawa gelombang. Petugas yang kala itu berjaga langsung bergerak berupaya melakukan penyelamatan dengan menggunakan kapal.
“Ketiganya dievakuasi menggunakan kapal, lalu dibawa ke pinggir pantai, setelah itu ketiganya dikembalikan ke rombongannya,” kata dia.
Wisatawan Diimbau Tidak Nekat
Petugas meminta wisatawan mematuhi imbauan petugas di lapangan agar jangan nekat bermain air, apalagi terlalu ke tengah. Sebab, hal itu bisa membahayakan wisatawan.
Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Warjono mewanti-wanti wisatawan tetap waspada terhadap fluktuasi pergerakan gelombang perairan selatan Yogyakarta saat ini.
Meski ketinggian gelombang saat ini masih masuk kategori sedang atau 1,25-2,5 meter, kondisi bisa berubah setiap saat tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi.
Dari kondisi sinoptik periode 14-16 Desember, terpantau adanya pola sirkulasi siklonik di perairan Samudera Hindia selatan Pulau Jawa. Kondisi ini yang membentuk belokan angin sehingga membuat penambahan uap air di wilayah Yogyakarta yang
berperan terhadap potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai angin kencang.
“Kondisi itu juga mempengaruhi peningkatan ketinggian gelombang laut di wilayah Samudera Hindia di selatan Jawa, khususnya di Perairan Yogyakarta,” ujarnya.