JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – PDI Perjuangan (PDIP) tidak ingin polemik mengenai partai cokelat (Parcok) dalam Pilkada serentak 2024 hanya menjadi polemik tanpa penyelesaian pasti.
Karena itulah, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani meminta agar kadernya melaporkan bukti tudingan terkait keterlibatan partai cokelat alias parcok di pilkada 2024 dengan catatan, bila memang ada bukti terkait cawe-cawe tersebut.
“Jika ada bukti kemudian memang terlihat secara nyata, saya meminta untuk dilaporkan,” kata Puan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (3/12/2024).
Ketua DPR itu juga meminta agar masyarakat ikut melaporkan tindakan cawe-cawe Parcok jika menemukan bukti.
“Kemudian biar masyarakat yang kemudian juga melaporkan jika memang ada bukti-bukti terkait dengan hal tersebut,” katanya.
Puan menyebut, cawe-cawe parcok di Pilkada bukan hanya masalah yang dihadapi PDI Perjuangan. Menurut dia, masalah pengerahan partai cokelat ini merupakan masalah nasional.
“Jadi, ini bukan masalah satu fraksi, dua fraksi, tapi masalah berbangsa dan bernegara. Jadi kalau memang ada bukti, dilaporkan,” tutur Puan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus menduga adanya keterlibatan aparat kepolisian dalam pemenangan sejumlah calon kepala daerah di pilkada 2024. Dia menuding, keterlibatan parcok ini bersifat komando.
“Partai cokelat ini sudah barang tentu adalah oknum-oknum kepolisian. Cuma karena tidak hanya satu, mungkin sebaiknya kami tidak menyebut oknum. Ini sudah sesuatu yang bersifat garis komando,” kata Deddy di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/11/2024).
Ia mencontohkan, di Jawa Tengah, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa provinsi itu mengalami tekanan yang tinggi dalam masa pilkada serentak 2024. Hal tersebut dia sampaikan usai mendampingi Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarnoputri menggunakan hak pilihnya di TPS 024, Jalan Kebagusan IV, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Rabu (27/11/2024).
Dalam kesempatan itu, Hasto mengatakan bahwa PDI Perjuangan terus memonitor Pilkada Jawa Tengah yang diwarnai berbagai tekanan. Dia mengungkapkan, Boyolali menghadapi tekanan melalui instrumen Parcok tersebut.
“Jawa Tengah menghadapi suatu tekanan yang sangat kuat. Di Boyolali, Bung Ronny (Talapessy) memiliki data yang sangat kuat bagaimana instrumen Parcok itu digerakkan sampai terjadi ketegangan,” ujar dia.