WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkiti ternak di sejumlah daerah, termasuk Wonogiri, telah membuat para peternak khawatir.
Selain mengancam nyawa ternak, wabah ini juga menurunkan nilai ekonomis hewan ternak secara drastis. Meski demikian, PMK bukan penyakit yang tak bisa disembuhkan.
Kabar gembira datang dari Dusun Tegalombo RT 02 RW 04, Desa Banyakprodo Kecamatan Tirtomoyo Wonogiri. Seekor sapi simmental milik Rukiyo Priyo Suprapto (71) berhasil sembuh dari PMK setelah mendapatkan perawatan intensif dari petugas kesehatan hewan setempat.
Sebagai wujud rasa syukur, Rukiyo bersama keluarganya menggelar tradisi inthuk-inthuk, yaitu tradisi bancakan khas Jawa.
Sapi jantan yang diberi nama Rebo, berusia 11 bulan, sempat kehilangan nafsu makan dan tak mampu berdiri pekan lalu. Kondisi itu membuat Rukiyo cemas, hingga ia segera memanggil petugas kesehatan hewan untuk memeriksa sapinya.
“Waktu itu diobati petugas. Sapi saya disuntik dan diberi obat,” jelas Rukiyo, Selasa (14/1/2025).
Rukiyo mengungkapkan, petugas juga memberikan edukasi terkait PMK, termasuk risiko kematian pada ternak yang tidak tertangani. Kekhawatirannya semakin besar setelah mendengar dua ekor sapi tetangganya mati karena PMK.
“Istri saya bilang kalau Rebo sembuh, kita mau bikin bancakan, istilahnya inthuk-inthuk,” tambahnya.
Tradisi Inthuk-inthuk untuk Wujud Syukur
Tradisi inthuk-inthuk umumnya dilakukan masyarakat Jawa untuk memperingati kelahiran seseorang berdasarkan weton. Namun, kali ini, tradisi itu digelar untuk merayakan kesembuhan Rebo. Pada Senin (13/1/2025), keluarga Rukiyo memasak nasi putih, urap, dan telur rebus untuk dibagikan kepada sekitar 15 tetangga.
“Ini sebagai wujud syukur. Kami sangat bahagia karena sapi sudah kembali sehat,” katanya.
Tanggapan Petugas Kesehatan Hewan
Petugas Kesehatan Hewan Kecamatan Tirtomoyo, Rauf Nur As’adi, mengapresiasi langkah Rukiyo yang sigap memanggil petugas saat sapinya jatuh sakit. Ia juga mengingatkan bahwa PMK bisa disembuhkan asalkan ditangani dengan cepat dan tepat.
“Kami juga bersyukur melihat sapi tersebut bisa sembuh. Ini menjadi pelajaran bahwa penting bagi peternak untuk segera berkonsultasi jika menemukan tanda-tanda PMK pada ternaknya,” ujar Rauf.
Kesembuhan Rebo memberikan harapan baru bagi peternak lain di Wonogiri bahwa PMK dapat diatasi. Rukiyo berharap, tradisi inthuk-inthuk yang digelar juga menjadi inspirasi untuk selalu bersyukur dalam keadaan apapun. Aris Arianto