JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wacana aksi Indonesia Gelap jilid dua kembali mencuat, dengan sejumlah mahasiswa di berbagai daerah tengah merancang demonstrasi lanjutan.
Konsolidasi telah dilakukan di berbagai tempat, termasuk di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, di mana kelompok “Aliansi Jogja Memanggil” menyuarakan tuntutan mereka. Mereka mendesak agar Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka turun dari jabatannya, serta mengkritisi kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat.
Sejumlah isu turut menjadi sorotan dalam gerakan ini, mulai dari dugaan kabinet yang gemuk dan boros anggaran, kelangkaan gas elpiji 3 kilogram, hingga persoalan lingkungan serta tindakan represif aparat kepolisian terhadap demonstran.
Selain itu, massa juga menuntut pemerintah menyediakan pendidikan gratis, membatalkan pemangkasan anggaran, serta mencabut proyek strategis nasional yang dinilai bermasalah. Evaluasi terhadap program makan bergizi gratis dan penolakan revisi sejumlah undang-undang, seperti UU TNI, UU Polri, dan UU Kejaksaan, juga masuk dalam agenda tuntutan mereka.
Menanggapi wacana ini, Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo telah bekerja untuk merespons tuntutan masyarakat sipil.
“Semua ini pemerintah lagi bekerja. Tuntutannya kan sudah dijawab dengan kerja Pak Presiden,” ujarnya di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6/3/2025).
Meski begitu, politikus PKB ini mengaku tak mempermasalahkan aksi Indonesia Gelap sebagai bentuk kritik. Menurutnya, menyampaikan aspirasi adalah bagian dari demokrasi. Namun, ia mengingatkan agar kritik yang dilontarkan tetap bersifat membangun dan tidak sampai menuntut pemakzulan Prabowo. “Kalau kritik jangan terlalu berlebihan sampai ke arah sana. Ada mekanisme,” kata Cucun.
Gerakan Indonesia Gelap sendiri mulai menggeliat sejak pertengahan Februari lalu. Mahasiswa dan masyarakat sipil, baik di dalam negeri maupun luar negeri, turun ke jalan membawa berbagai tuntutan. Aksi ini masih terus bergulir, dengan gelombang protes yang semakin meluas di berbagai daerah.