Beranda Daerah Wonogiri Serapan Pupuk Organik Baru 10 Persen dari Target

Serapan Pupuk Organik Baru 10 Persen dari Target

Pupuk
Sarasehan pupuk organik di Ngadirojo Wonogiri, Sabtu (22/3/2025). Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kementerian Pertanian (Kementan) RI bersama PT Pupuk Indonesia (PI) terus menggenjot produksi pupuk organik bersubsidi guna mencapai target 500.000 ton pada tahun 2025. Hingga Maret ini, realisasi produksi baru mencapai 53.000 ton atau sekitar 10 persen dari target nasional.

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh, menyatakan bahwa pencapaian tahun 2024 lebih rendah, hanya 47.000 ton dari target yang sama. Oleh karena itu, pihaknya kini turun langsung ke daerah-daerah untuk memastikan produksi dan distribusi pupuk organik dapat meningkat signifikan.

“Tahun lalu (2024) produksinya hanya 47.000 ton, makanya kami turun ke daerah-daerah agar target 500.000 ton bisa tercapai,” ujar Tri Wahyudi Saleh saat kunjungan kerja di Kabupaten Wonogiri, Sabtu (22/3/2025).

Dalam kunjungannya, Tri Wahyudi Saleh bersama Direktur Pupuk Kementan RI Dr. Jekvy Hendra MSi dan Kepala Bulog Provinsi Jawa Tengah Sopian Kennedy menggelar sarasehan pupuk organik dengan petani, produsen, dan distributor di Desa Mlokomanis, Kecamatan Ngadirojo.

Baca Juga :  Tips Mudik Asyik dengan Motor agar Aman dan Nyaman sepanjang Perjalanan

Selain itu, mereka juga meresmikan Kampung Organik di Nambangan, Kecamatan Selogiri, sebagai langkah konkret mendorong pertanian berbasis pupuk organik di Wonogiri.

Menurut Tri Wahyudi Saleh, salah satu kendala rendahnya serapan pupuk organik pada 2024 adalah cakupan distribusi yang terbatas hanya di 11 provinsi. Namun, pada 2025 ini, pupuk organik bersubsidi akan tersedia di 38 provinsi sehingga diharapkan lebih banyak petani dapat mengaksesnya.

“Sampai Maret ini sudah terserap 53.000 ton. Kami menargetkan 500.000 ton bisa terserap penuh pada tahun ini. Untuk itu, diperlukan peningkatan sosialisasi, demplot, dan edukasi kepada petani terkait penggunaan pupuk organik yang seimbang dengan pupuk anorganik,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Pupuk Kementan RI, Jekvy Hendra, menekankan pentingnya keseimbangan penggunaan pupuk organik dan anorganik dalam pertanian.

“Tidak harus 100 persen organik, tetapi pemakaian yang seimbang antara pupuk organik dan anorganik lebih disarankan,” ujar Jekvy Hendra.

Ia menjelaskan bahwa pupuk organik berperan dalam memperbaiki struktur tanah, membuatnya lebih subur dan gembur, serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit. Selain itu, penggunaan pupuk organik juga membantu mengurangi residu bahan kimia pada tanah.

Baca Juga :  Pendaftaran Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) 2025 Segera Dibuka, Ini Jadwal dan Syaratnya

Dengan langkah strategis ini, pemerintah berharap target swasembada pangan dapat terwujud, terutama pada Masa Tanam (MT) II tahun ini. Aris Arianto