
JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar, diprediksi bakal kebanjiran produk tekstil mancanegara, pasca penerapan tarif impor baru dari Presiden AS, Donald Trump.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja mengungkapkan kekhawatiran bahwa kebijakan tarif impor baru dari Amerika Serikat akan mendorong negara-negara penghasil tekstil mencari pasar alternatif, salah satunya Indonesia. Menurutnya, produsen tekstil global yang kesulitan menembus pasar AS akibat tarif tinggi kemungkinan besar akan membanjiri pasar domestik Indonesia dengan produk-produk mereka.
“Pemberlakuan tarif dasar 10 persen dan tarif resiprokal otomatis membuat harga barang naik di Amerika Serikat. Daya beli masyarakat di sana akan turun, dan ini membuat produsen tekstil kelebihan pasokan. Jika tidak ada pengawasan ketat, Indonesia bisa menjadi tujuan utama bagi produk-produk ini,” ujar Jemmy dalam konferensi pers daring, Jumat (4/4/2025).
Senada dengan itu, Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta menambahkan bahwa selain Indonesia yang terkena tarif timbal balik sebesar 32 persen, beberapa negara lain juga menghadapi tarif lebih tinggi, seperti Cina (34 persen), Vietnam (46 persen), dan Bangladesh (34 persen). Dengan hambatan ekspor yang lebih besar, negara-negara ini akan mencari pasar baru untuk menjual produk mereka, dan Indonesia menjadi target potensial karena jumlah penduduk yang besar dan konsumsi domestik yang tinggi.
“Ketika mereka kesulitan menembus pasar Amerika, mereka akan mengalihkan produk-produknya ke negara lain. Jika Indonesia tidak berhati-hati, kita bisa menjadi pasar pembuangan bagi produk-produk tekstil dari negara-negara tersebut,” kata Redma.
Mengantisipasi kondisi ini, API dan APSyFI mendesak pemerintah untuk tidak melonggarkan kebijakan impor tekstil. Mereka khawatir jika importasi semakin terbuka, industri tekstil dalam negeri akan semakin tertekan dan daya saing produk lokal kian melemah.
“Jika impor tidak dikendalikan, industri dalam negeri akan terpukul lebih dalam. Bukannya menambah ekspor, kita malah akan kebanjiran produk impor yang makin menghancurkan sektor manufaktur kita,” ujar Redma.
Selain itu, pengamat pasar modal dari Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, memperingatkan bahwa kebijakan proteksionis AS ini dapat memperburuk neraca perdagangan Indonesia. Ia mencatat bahwa surplus perdagangan Indonesia pada 2024 mengalami penurunan 18,84 persen secara tahunan (yoy), menjadi US$ 31,04 miliar—terendah dalam empat tahun terakhir. Dari jumlah itu, surplus perdagangan dengan AS menyumbang US$ 16,84 miliar atau 54 persen dari total surplus perdagangan Indonesia.
“Dengan tarif impor yang tinggi, eksportir tekstil, alas kaki, dan produk lainnya ke AS akan menghadapi tekanan besar. Ini berpotensi menurunkan nilai ekspor dan semakin menekan surplus perdagangan kita,” kata Audi saat dihubungi, Jumat (4/4/2025).
Audi juga menyoroti potensi masuknya suplai produk manufaktur dari Asia, terutama Cina dan Vietnam, ke Indonesia. Menurutnya, kedua negara tersebut juga terkena tarif tinggi dari AS, sehingga mereka berpeluang mengalihkan ekspor ke pasar Indonesia.
“Jika tidak diantisipasi, pasar domestik kita bisa dipenuhi oleh produk-produk dari negara-negara tersebut, yang akan semakin memperparah tekanan terhadap industri manufaktur dalam negeri,” ujarnya.
Sebagai langkah mitigasi, Audi menyarankan pemerintah untuk mempercepat diversifikasi pasar ekspor dengan memanfaatkan perjanjian dagang bebas (FTA) yang sudah ada dengan negara-negara Asia, Timur Tengah, dan Eropa. Selain itu, ia juga mendorong pemberian insentif bagi industri lokal agar tetap kompetitif serta mempercepat hilirisasi industri guna meningkatkan nilai tambah produk ekspor Indonesia.
“Pemerintah perlu segera mengambil langkah konkret agar dampak dari kebijakan tarif impor AS ini tidak semakin melemahkan ekonomi nasional,” pungkasnya.
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.














