Beranda Daerah Sragen Misteri Angka 7 dalam Adat Jawa: Dari Ruwatan hingga Larap Slambu di...

Misteri Angka 7 dalam Adat Jawa: Dari Ruwatan hingga Larap Slambu di Sragen

tradisi methik pari
Tradisi methik pari di Dengok, Kabupaten Gunungkidul ini dilakukan sebagai ritual khas yang digelar di awal panen padi | gunungkidulkab.go.id

SRAGEN,JOGLOSEMARNEWS.COM Dalam budaya Jawa, angka tujuh (pitu) bukan sekadar bilangan matematis, tetapi memiliki nilai simbolik yang sangat kuat dan sarat makna spiritual. Angka ini sering muncul dalam berbagai ritual, tradisi, hingga filosofi kehidupan masyarakat Jawa.

1. Angka Sakral dan Simbol Kesempurnaan

Angka tujuh dipercaya sebagai angka yang mengandung kesempurnaan dan ketuhanan. Dalam beberapa kepercayaan tradisional, angka tujuh dianggap sebagai representasi dari keseimbangan alam dan unsur kehidupan, seperti:

7 arah mata angin (utara, timur, selatan, barat, atas, bawah, dan tengah)

7 hari dalam satu pekan

7 lapis langit dalam ajaran Islam

7 sendang dalam ritual seperti Larap Slambu

Semua ini menunjukkan bahwa angka tujuh melambangkan keutuhan kosmos, perpaduan antara dunia nyata dan spiritual.

2. Angka Perlindungan dan Keberuntungan

Dalam upacara adat Jawa, angka tujuh kerap digunakan sebagai simbol perlindungan dan tolak bala. Misalnya, ketika seseorang menjalani ruwatan (ritual penyucian diri), mereka akan menggunakan 7 jenis bunga atau mandi dengan air dari 7 sumber mata air.

Baca Juga :  SMA Unggulan Rushd Gelar Welcoming Ceremony Penuh Inspirasi, Siswa Diajak Bermimpi Besar

3. Filosofi “Pitu” sebagai “Pitulungan” (Pertolongan)

Dalam bahasa Jawa, angka tujuh disebut “pitu”, yang memiliki kemiripan bunyi dengan kata “pitulungan”, artinya pertolongan. Karena itu, angka tujuh sering diyakini membawa harapan akan datangnya pertolongan dari Yang Maha Kuasa. Ini menguatkan keyakinan bahwa ritual dengan elemen angka tujuh bisa mengundang keberkahan dan keselamatan.

4. Tujuh Langkah dalam Tradisi Pernikahan

Dalam prosesi pernikahan adat Jawa, ada tradisi tujuh langkah pengantin (wijikan atau panggih) yang melambangkan tekad dan niat suci pasangan dalam membangun rumah tangga. Setiap langkah menyimbolkan tahap dalam kehidupan berumah tangga yang harus dilalui dengan niat dan tekad kuat.

5. Digunakan dalam Ritual dan Sesaji

Angka tujuh juga muncul dalam susunan sesaji atau sajen, misalnya:

7 jenis bunga

7 koin logam

7 lidi atau janur

Angka ini dipakai sebagai penyeimbang unsur spiritual dan dipercaya memperkuat energi positif dalam sebuah upacara.

Baca Juga :  Warga Desa Dawung Sragen Tolak Perpanjang Izin Tower BTS Milik XL, Sartono: Kami Terpapar Radiasi 23 Tahun

Dengan demikian, angka tujuh dalam budaya Jawa bukan hanya soal angka, tapi menyimpan warisan kearifan lokal yang dalam, mencerminkan harmoni, perlindungan, dan hubungan spiritual antara manusia, alam dan Tuhan.

(dari berbagi sumber)

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.