BOGOR- Jumlah spesies burung di Indonesia bertambah lagi pada tahun ini. Menariknya dari tambahan spesiaes baru itu ada nama salah satunya diambil dari nama ibu negara, Iriana Jokowi.
Spesies burung yang diberi nama kehormatan ibu negara itu adalah endemis dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
“Salah satu penambahan jenis tersebut yaitu Myzomela rote atau Myzomela irianawidodoae. Burung endemis Pulau Rote di kawasan Nusa Tenggara Timur yang dideskripsikan oleh LIPI pada tahun 2017,” ujar Head of Communication and Institutional Development Burung Indonesia Ria Saryanthi dalam keterangan yang diterima Tempo, Kamis (31/5/2018).
Nama M.irianawidodoae diambil dari nama Ibu Negara, Iriana Joko Widodo. Burung tersebut termasuk dalam famili Meliphagidae yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999.
Ini, kata Ria, berarti bertambah satu jenis burung yang dilindungi menjadi 436 dari sebelumnya 435 jenis.
Menurut Data Burung Indonesia 2017, Indonesia memiliki jumlah 1.769 jenis burung, yang sebelumnya teridentifikasi sebanyak 1.672 jenis. Tahun ini jumlah burung yang teridentifikasi bertambah dua jenis lagi, salah satunya merupakan jenis endemis Indonesia. Jadi, jumlah jenis burung di Indonesia pada 2018 adalah 1.771 jenis.
“Selain M. rote, satu jenis burung baru yang telah teridentifikasi yaitu paok papua atau Erythropitta macklotii. Dengan penambahan ini, jenis burung yang khas atau endemis dari Indonesia telah bertambah menjadi 513 jenis.” ujar Ria.
Berdasarkan Daftar Merah Badan Konservasi Dunia (IUCN Red List), status burung terancam punah secara global yang tercatat di Indonesia mangalami sedikit perubahan. Yang sebelumnya terdapat tiga jenis burung yang status keterancamannya kini meningkat.
Ketiga jenis burung tersebut antara lain Dara-Laut Alaska atau Onychoprion Aleuticus yang sebelumnya berisiko rendah terhadap kepunahan menjadi rentan. Kemudian Myzomela batjanensis yang sebelumnya berstatus mendekati terancam punah menjadi rentan. Dan ketiga Punggok Sumba atau Ninox sumbaensis yang sebelumnya berstatus mendekati terancam punah, kini meningkat tajam menjadi genting.
“Jika alam Indonesia sebagai habitat burung terus menerus dirusak, maka bukan tidak mungkin banyak jenis burung akan punah bahkan sebelum ditemukan,” kata Biodiversity Conservation Specialist Burung Indonesia Ferry Hasudungan.
Terlebih lagi, kata Ferry, yang sekarang sudah ditemukan pun bisa jadi tidak akan dinikmati oleh anak cucu nanti. Mereka, Ferry berujar, tidak akan mengenal dan hanya mengetahui melalui literatur akademis.