JAKARTA-Kunjungan Yahya Cholil Staquf ke Isael terus menjadi pembicaraan. Langkah Yahya tersebut dinilai justru merusak diplomasi Indonesia di dunia internasional.
Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari. “Apa yang dilakukannya (Yahya Tsaquf) bukan karena prestasi tapi karena arogansi dirinya yang datang ke Israel. Dengan alasan memenuhi undangan konferensi hubungan Yahudi-Amerika di Yerusalem Palestina, yang jelas secara langsung atau tidak langsung telah merusak jalan diplomasi Palestina yang telah ditempuh oleh Indonesia sejak lama,” ungkap Abdul Kharis dalam siaran pers yang diterima redaksi Joglosemarnews, Kamis (14/6/2018).
Dikatakan Abdul Kharis, Indonesia baru saja mendapat amanah terpilih menjadi salah satu anggota tidak tetap di Dewan Keamanan PBB. “Namun belum sempat bekerja, kita dibuat malu di depan dunia internasional dengan arogansi seseorang yang nota bene anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang menghadiri konferensi Yahudi di Israel, semoga ada sikap tegas Presiden Jokowi terhadap Yahya Staquf, jelas sekali dia telah menyakitkan Palestina dan Indonesia bahkan dunia Islam,” tegasnya.
Anggota Legislatif asal PKS ini menegaskan kembali posisi Staquf yang tidak bisa begitu saja mengatasnamakan pribadi, namun secara pasti tidak dapat dilepaskan sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Karena itu harus ada langkah tegas dari Istana, karena ini jelas membuat blunder diplomasi politik internasional yang kuat dan telah dibangun dalam membersamai Palestina. “Istana harus jelaskan sejelas-jelasnya, dimana posisi Presiden Jokowi terhadap langkah Staquf, sudah clear posisi kita bersama Palestina jadi rusak karena nila setitik yang ditorehkannya, lihat reaksi Palestina melalui Fatah dan Hamas, jelas ini blunder diplomasi dan ketidakmampuannya Istana menertibkan staf dan orang di sekeliling Presiden,” tegas Kharis.
Anggota DPR asal Solo ini juga mengingatkan hubungan diplomatik yang kuat dengan Palestina selama ini telah dilanjutkan dengan baik oleh pemerintahan Jokowi melalui langkah-langkah politik luar negeri yang terimplementasi dalam kebijakan kementerian luar negeri yang merupakan mitra kerja komisi 1 DPR RI.
“Setiap saat kita bicara Palestina dengan Ibu Menlu, ditegaskan dan diingatkan terus kepercayaan besar Palestina kepada Indonesia menjadi kunci Indonesia dipercaya oleh negara-negara muslim sehingga Indonesia memegang posisi penting lobi di dunia internasional jangan sampai kepercayaan itu hilang karena nila setitik,” ujarnya.
Siapapun dan atas nama apapun, lanjut Kharis, seharusnya bisa menempatkan diri di mana dan kapan harus mengambil tindakan yang tepat terkait Palestina, apalagi di saat situasi di sana sedang memanas pasca tewasnya ratusan warga dan ribuan yang terluka di Gaza. Marwantoro S