SEMARANG–Kabar gembira bagi warga Jawa Tengah, khususnya bagi para petani. Guna memangkas rantai distribusi beras, di Jawa Tengah segera dibangun Pasar Induk Beras (PIB). Rencananya, PIB akan diisi langsung secara perorangan, kelompok maupun koperasi. Sehingga pengendalian dan pengawasan harga beras dapat dengan dikontrol.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, M Arif Sambodo, terkait rencana PIB ini sudah dirapatkan di Kementerian Perdagangan. Nantinya pembangunan PIB ini akan menggunakan anggaran dari pusat. “Pengelolaan pasar dan penyediaan lahannya dilakukan bersama antara Bulog dan Pemprov Jateng,” terang dia.
Sementara itu, Divisi Pengembangan Bisnis dan Industri Hulu Bulog, Djoni Nur Ashari mengatakan, selain Jawa Tengah, Bulog juga memiliki rencana pembangunan PIB di daerah lain seperti Jawa Timur, Jawa Barat, NTB, Lampung dan Sumatera Selatan. Saat ini, pilot project sedang dikerjakan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sejauh ini pembangunan fisik PIB tersebut telah mencapai 50 persen.
Menurut dia, pemilihan Jawa Tengah sebagai salah satu daerah yang dibangun PIB, lanjut Djoni, karena daerah ini merupakan daerah dengan produksi komoditas padi yang besar. Selain itu, kualitas hasil giling di Provinsi Jawa Tengah juga terkenal sangat bagus. Jawa Tengah saat ini juga menjadi pemasok gabah/beras ke sebagian wilayah di Indonesia.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dikabarkan telah menyetujui rencana pembanguna nPasar Induk Beras (PIB) di Provinsi Jawa Tengah.
Ganjar menjelaskan, PIB akan diisi oleh orang yang berjualan beras dari seluruh Jawa Tengah. Mereka bisa petani langsung secara perorangan, kelompok tani , atau koperasi.
“Jadi ini momentum petani. Kalau petani punya kekuatan, punya koperasi, poktan yang bisa agresif begitu maka harganya bisa lebih kuat,” kata Ganjar, Selasa (2/10/2018) lalu. Satria Utama