SOLO– Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menandatangani nota kesepahaman kerjasama dengan Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Penandatanganan dilakukan Selasa (29/1/2019) di Gedung Penunjang Pendhapa GPH Joyokusumo Kampus Kentingan.
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Rektor ISI Surakarta, Dr. Guntur, M.Hum dan Bupati Belu Nusa Tenggara Timur, Willybrodus Lay dimana hal itu merupakan masa perpanjangan kedua setelah MoU pertama berakhir. Selain itu, penandatanganan juga dilakukan untuk kerjasama antara Pusat Studi Kawasan dan Pengembangan Inovasi Seni ISI Surakarta (Dr.Eko Supriyanto, M.F.A, Kepala Pusat Studi) dengan Marsianus Loe Mau, S.H (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu).
“Semoga upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendampingan kegiatan, pelatihan, penelitian, konsultasi pengembangan kawasan, serta pertukaran informasi dan data ilmiah, dapat meningkatkan kinerja kelembagaan pada para pihak,” urai Rektor ISI Surakarta.
Sementara itu, Bupati Belu, Willybrodus Lay menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya untuk kerja sama ISI Surakarta dan Pemkab Belu ini. Sebagai bentuk penghargaan kepada ISI Surakarta, Bupati Belu meminta Rektor ISI Surakarta untuk berkenan memberikan nama untuk salah satu Festival (dari empat festival bertaraf nasional yang didukung oleh Kemenpar).
“Kerja sama ini mulai masuk ke pengembangan sumber daya manusia, terutama regenerasi pengrajin tenun khas Belu. Hal ini ditekankan Bupati Belu karena ada indikasi terputus generasi, para pengrajin tenun dengan motif-motif klasik rata-rata sudah berusia tua. Kami berharap ISI Surakarta melakukan riset, dan dokumentasi arsip seni serta kekayaan budaya di Belu yang sudah mulai menghilang karena tidak ada lagi generasi yang melanjutkan. Kami juga berharap ISI Surakarta dapat mendukung masyarakat Belu yang punya keingingan membawa tenun khas Belu ke level internasional,” pungkasnya. Triawati PP