Beranda Edukasi Akademia Terjadi Darurat Ketersediaan Buku Bacaan Non Pelajaran di Sekolah

Terjadi Darurat Ketersediaan Buku Bacaan Non Pelajaran di Sekolah

Media gathering bersama Tanoto Foundation di Wonogiri. Dok. Tanoto
Media gathering bersama Tanoto Foundation di Wonogiri. Dok. Tanoto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM -Program PINTAR Tanoto Foundation menghibahkan buku bacaan non pelajaran kepada sekolah dan madrasah mitra di Wonogiri.

Bantuan diberikan kepada sekolah/madrasah guna menunjang program budaya baca yang telah dilatihkan dan didampingi sebelumnya. Hibah bekerjasama dengan Room to Read dan Provisi

Koordinator PINTAR Tanoto Foundation Provinsi Jawa Tengah Dr Nurkolis mengatakan, penguatan budaya baca perlu diperhatikan tiga isu utama. Meliputi pembiasaan, keteladanan, dan ketersediaan buku. Pembiasaan dan keteladaan secara bertahap telah dilakukan sekolah dan madrasah. Program-program unggulan literasi pun telah mulai digalakkan.

“Namun, kami melihat perlu penambahan secara bertahap koleksi buku non pelajaran yang harus dibaca oleh anak-anak,” kata dia dalam rilis yang diterima JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamus (16/5/2019).

Doktor bidang manajemen pendidikan ini menjelaskan, di sekolah mitra, contohnya di SDN 1 Purworejo, Wonogiri rata-rata siswanya telah membaca 30 judul buku selama kurun waktu empat bulan. Data ini terlihat dari jumlah judul yang ditempel di pohon baca di kelasnya. Pohon baca digunakan sekolah untuk mendeteksi dan memberikan penghargaan kepada siswa.

“Bisa dibayangkan bila semangat membaca seperti ini tidak didukung oleh suplai buku yang melimpah dan beraneka ragam. Program-program seperti 15 menit membaca buku non pelajaran, penyediaan pojok baca, taman baca, gerakan literasi sekolah dan berbagai program keteladanan akan kandas, karena semua buku telah habis dibaca oleh siswa. Selain itu, jumlah buku bacaan yang beredar di toko-toko juga terbatas. Sehingga sebenarnya kita sedang menghadapi darurat buku bacaan non pelajaran untuk siswa di sekolah,” kata dia.

Baca Juga :  Banjir di Perbukitan Perbatasan Wonogiri -Pacitan-Ponorogo, Berdampak di Dusun Bonggi Gambiranom dan Tinasat Gesing Kismantoro Wonogiri

Hibah buku bacaan non pelajaran gelombang kedua ini diberikan kepada 49 sekolah/madrasah di Jawa Tengah dengan jumlah 2.940 buku. Setiap lembaga diberikan 60 buku yang berisi 20 judul. Buku-buku ini telah disusun secara berjenjang untuk memenuhi kebutuhan literasi siswa.

Di tempat yang sama, diselenggarakan pula diskusi pendidikan dan media gathering. Kepala SDN 2 Wonoboyo Wiwik Purwaningsih menyampaikan pada 2018 lalu, sekolahnya telah menerima hibah seri pertama buku sejenis. Buku tersebut telah digunakan untuk menguatkan kegiatan budaya baca di sekolah.

Beberapa kegiatan peguatan budaya baca yang di lakukan di SDN 2 Wonoboyo diantaranya mulai dari penyediaan pojok baca dengan rak buku, lukisan dinding, karpet, dan buku-buku, pembiasaan membaca setiap hari sebelum pelajaran dimulai, pembuatan resume dari buku yang dibaca siswa, keteladanan bersama-sama guru, kepala sekolah atau orang tua ikut membaca setiap hari, dan gerakan literasi yang terintegrasi dalam pembelajaran.

Baca Juga :  Ketua KPPS Giriwoyo Wonogiri Diduga Tidak Netral, Ajak Dukung Salah Satu Paslon Pilkada Wonogiri 2024

“Kebutuhan buku bacaan sangat besar, karena setiap hari kami selalu dorong siswa untuk membaca buku non pelajaran. Terkadang kami membeli atau ada sumbangan dari pihak luar, namun jenisnya hampir sama. Mungkin itu yang banyak tersedia di pasaran. Tentu saja suplai ini akan kami butuhkan terus. Dengan tambahan suplai buku ini, akan jadi pemicu kami untuk pengembangan berbagai program budaya baca lebih lanjut,” ungkap dia. Haryanto