SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Musibah yang menimpa petani di Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen Purno Diharjo (70) asal Dukuh Jipangan RT 9, Jambanan, Rabu (24/7/2019) pagi memang cukup tragis. Kakek malang itu tewas kesetrum jebakan tikus beraliran listrik yang dipasang mengeliling tanaman padi di sawahnya.
Menurut sejumlah warga, peristiwa nahas itu terjadi sekira pukul 11.30 WIB. Salah satu warga, Aka, menuturkan siang itu korban berniat memperbaiki pagar jaringan jebakan tikus yang dibuat dari kawat bendrat itu.
Rupanya, korban lupa mematikan saklar aliran listrik. Kondisi sawah yang berair membuat aliran listrik makin menyengat.
“Tadinya mau mbenahi jaringan kawat untuk njebak tikus. Tapi lupa saklar pusatnya nggak dimatikan. Yang tahu pertama kali petani di sebelah sawahnya. Sempat teriak keras mbengok, lalu nggeblak dan sudah meninggal,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM di rumah duka.
Kakek malang itu ditemukan tewas dengan luka bakar parah di bagian tangan.
Kades Jambanan, Sugino Welly mengatakan korban ditemukan kali pertama oleh petani tetangga dekat sawahnya. Saat ditemukan, kondisi korban sudah tergeletak di areal sawah dengan tangan memegang kawat bendrat yang digunakan untuk jebakan tikus.
“Tangannya masih pegang kawat bendrat. Jadi korban ini pas mau nyambung jaringan untuk menjebak tikus. Tapi memang agak sembrono karena dia pakainya kawat bendrat, bukan kabel tertutup. Saat membenahi itu, aliran listrik di pusatnya nggak dimatikan dulu. Apalagi sawahnya berair, otomatis nyetrum dan nggeblak,” ujarnya.
Korban ditemukan langsung meninggal di lokasi kejadian. Oleh warga kemudian dievakuasi ke rumah.
Olah TKP dipimpin langsung oleh Kapolsek Sidoharjo Iptu Zaenal Arifin bersama tim Inafis Polres. Tim sempat mengecek kondisi jaringan yang dipasang mengelilingi sawah korban.
Juga ditemukan gulungan kawat bendrat di lokasi kejadian.
“Korban meninggal akibat tersetrum saat memperbaiki jaringan untuk jebakan tikus yang beraliran listrik. Tidak ada tanda kekerasan atau penganiayaan di tubuh korban. Waktu dievakuasi masih pegang kawat bendrat,” paparnya. Wardoyo