SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – PD BPR Bank Solo menyelenggarakan workshop Penerapan APU PPT Berbasis Resiko Profil Nasabah di Megaland Hotel, Sabtu (3/8/2019).
Kegiatan teraebut diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari jajaran dewan pengawas, direksi dan karyawan.
Dalam sambutannya, Direktur Utama PD BPR Bank Solo, Ir. Agung Riawan, MM, berpesan kepada seluruh karyawan untuk meningkatkan kewaspadaan terkait aktivitas pencucian uang dan pendanaan terorisme.
“Indonesia sebagai negara berkembang memiliki titik rawan dijadikan sasaran dan ajang pencucian uang serta pendanaan terorisme,” ungkapnya.
Secara resmi workshop dibuka Dewan Pengawas Bank Solo, Soni Warsito. Dalam kata pengantarnya, dia meminta peserta mempelajari kembali materi yang diterima setelah tiba di rumah, kemudian dipraktekkan saat menjalankan tugas.
Workshop menghadirkan fasilitator, Direktur Amalia Consulting, Suharno. Mengawali materinya, Suharno memaparkan latar belakang sejarah dan penerapan APU PPT di BPR.
“Kita harus waspada jangan sampai Bank Solo dijadikan ajang pencucian uang dan pendanaan terorisme oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” paparnya.
Menurut Suharno, apabila sampai terjadi hilang kewaspadaan dan BPR sampai digunakan untuk tempat pencucian uang dan pendanaan terorisme, maka tingkat kepercayaan masyarakat bisa hilang.
“Dan Itu berbahaya karena akan mengancam keberlangsungan hidup BPR, ” tandasnya, sebagaimana dikutip dalam rilis ke Joglosemarnews.
Workshop ditutup oleh Direktur Fungsi Kepatuhan, Kurlina Dwi Aryani. Dalam kata penutupnya, dia menyampaikan, workshop APU PPT diselenggarakan setiap tahun, dengan harapan seluruh karyawan memahami dan menguasai penerapan APU PPT.
“Ada lima T kunci sukses penerapan APU PPT. Tertib, teliti, terukur, terkini dan terlapor. Mohon 5 T betul-betul menjadi komitmen kita bersama. Semua karyawan, tanpa terkecuali, bertanggungjawab melaksanakan APU PPT,” pungkasnya. suhamdani