JEMBER, JOGLOSEMARNEWS.COM – Warga Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji, Jember digegerkan dengan kisah bayi bayi 14 bulan, Siti Annisa Syafir menunggui mayat ayahnya yang membusuk di dalam rumahnya.
Bayi 14 bulan ini masih bertahan meski tak dapat asupan makanan selama tiga hari, sejak Minggu (11/8/2019) dan baru ditemukan pada Rabu (14/8/2019) siang menjelang Ashar.
Saat ditemukan bayi perempuan ini telentang di lengan kini jenazah ayahnya, Fauzi (40), di kamar rumahnya, Perumahan Kaliwining Asri C-6 Desa Kaliwining, Rambipuji.
Berikut fakta-fakta lengkap di balik kasus ini.
1. Tidak Menangis
Keberadaan bayi perempuan ini diketahui saat personel dari Polsek Rambipuji dan beberapa orang warga mendobrak paksa rumah Fauzi.
Polisi sengaja datang setelah mendapat laporan warga adanya bau menyengat di rumah Fauzi.
Kapolsek Rambipuji, AKP Sutarjo mengatakan, awalnya pihaknya mendapatkan laporan dari warga setempat sekitar pukul 14.00 Wib.
Warga melapor adanya bau menyengat di sekitar rumah tersebut.
“Akhirnya anggota datang ke rumah itu setelah mendapatkan laporan.
Saat kami datang, pintu dalam keadaan tergembok.
Akhirnya kami panggil RT dan RW setempat untuk menyaksikan pembukaan paksa pintu rumah,” ujar Sutarjo kepada Surya.co.id, Rabu (14/8/2019).
Polisi dan warga menemukan sesosok jenazah di dalam kamar.
Kondisi jenazah sudah memprihatinkan dan mengeluarkan bau menyengat.
Namun yang lebih mengagetkan, polisi menemukan anak perempuan di dekatnya.
“Ada anaknya juga di kasur, di dekat jenazah ayahnya. Dari keterangan warga sekitar, ternyata bayi itu anak korban dan berusia 14 bulan,” imbuh Sutarjo.
Bayi itu ditemukan menangis dan dalam kondisi lemas.
Warga langsung menyelamatkan si bayi itu.
Warga menggendong bayi perempuan itu.
2. Dilarikan ke Puskesmas
Warga menggendong bayi perempuan itu.
Pertolongan pertama yang diberikan antara lain dengan memberikannya air gula.
“Kondisinya lemas, dan tadi langsung digendong jadi belum tahu apa dia sudah bisa jalan atau belum.
Kemungkinan yang ‘menunggui’ jenazah ayahnya di kasur itu,” imbuh Sutarjo.
Setelah itu, sang bayi langsung dilarikan ke Puskesmas Pembantu (Pustu) Kaliwining yang jaraknya tidak jauh dari perumahan itu.
Bayi itu baru menangis lagi setelah hendak dimandikan.
Kondisi bayi N memprihatinkan. Tubuhnya lemas dan kotor.
“Popoknya sudah kering ada tinja dan pipisnya. Sampai kering semua,” imbuh Anik Nurazizah, tetangga Fauzi yang merawat bayi Annisa.
Setelah dirawat di Pustu, bayi N diserahkan ke Anik.
3. Bau Mayat
Meski sudah dimandikan beberapa kali, bau mayat masih menempel di tubuh bayi Annisa.
“Bahkan sampai tadi masih nempel baunya. Kasihan. Sama suami saya juga nempel terus. Tadi pagi bangun tidur nangis sambil bilang “yah-yah, mik”. Mungkin maksudnya minta minum ke ayahnya,” ujar Anik.
Bayi Annisa diduga menunggui jasad ayahnya sejak Minggu (11/8/2019) dan baru ditemukan pada Rabu (14/8/2019) siang menjelang Ashar.
Artinya dia menunggui jenasah ayahnya sekitar 3,5 hari dan 3 malam.
Kini kondisi bayi Annisa sudah berangsur membaik. Tubuhnya sudah bersih.
Kamis (15/8/2019) siang, dia digendong sang budhe.
Dia sudah mulai tersenyum dan berceloteh kala tidak tidur.
4. Diserahkan ke Bude
Bayi Annisa akhirnya diserahkan ke budenya, Setiyanti yang berasal dari Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi.
Budhenya ini adalah kakak dari ibu Annisa, Sulastri.
Proses penyerahan bayi malang itu dilakukan di Balai Desa Kaliwining.
Penyerahan melibatkan keluarga ibu Annisa, kepolisian, Babinsa, Pusat Pelayanan Terpadu Jember, juga Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DPT3AKB) Jember.
“Hari ini proses penyerahan anak ke keluarga. Ada keluarga dari ibu si anak. Penyerahan disaksikan oleh sejumlah pihak,” ujar Kabid Perlindungan Anak DPT3AKB Nurcahyo Hadi kepada Surya, Kamis (15/8/2019).
Sampai pukul 12.40 Wib, proses penyerahan bayi N masih belum selesai.
5. Ibunya Jadi TKW
Selama ini Fauzi hanya tinggal berdua dengan bayi perempuannya itu.
Istrinya bekerja sebagai TKW di Taiwan.
Polisi, kata Sutarjo, sudah memberitahu perihal kematian Fauzi kepada istrinya.
“Sedangkan untuk penyebab kematian Fauzi, belum bisa kami simpulkan karena menunggu visum dan otopsi dari tim medis,” pungkas Sutarjo.