SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Situasi Sragen Kota dikabarkan sempat mencekam sejak sore hingga malam ini, Jumat (13/9/2019). Ribuan warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sragen Pusat Madiun dilaporkan turun ke jalan sehingga memaksa ratusan personel Polres dikerahkan membendung hal-hal tak diinginkan.
Mereka terjun ke jalan diduga terkait rencana pengesahan calon warga di kubu lain yang disebut juga menggunakan nama PSHT. Agenda pengesahan direncanakan di gelar malam ini di gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen.
Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , massa PSHT Cabang Sragen Pusat Madiun sudah mengalir memadati alun-alun sejak sore hari. Mereka mengenakan seragam hitam-hitam yang merupakan kebesaran PSHT Cabang Sragen Pusat Madiun.
Menjelang petang, aliran warga PSHT yang diketuai Jumbadi itu makin membeludak. Hingga petang hari, jumlah warga PSHT Pusat Madiun itu hampir memenuhi alun-alun.
Melihat situasi menegang, Kapolres Sragen AKBP Yimmy Kurniawan langsung terjun memberikan pengarahan kepada ribuan warga yang duduk memadati alun-alun.
“Sebenarnya permasalahannya bukan di Sragen. Jadi ibaratkan kita ini anak-anak SH Terate. Saat ini yang berperkara adalah bapak dan ibu. Tapi yang ribut masih anak-anaknya masing-masing,” ujar Kapolres saat memberikan pengarahan di hadapan warga PSHT Pusat Madiun di alun-alun.
Mendengar seruan itu, salah satu warga PSHT menyahut, anaknya merasakan og Mas.
Kapolres kemudian menyampaikan bahwa memang anak-anaknya (warga PSHT) merasakan itu. Akan tetapi permasalahannya sebenarnya ada di tataran atas.
Situasi sempat mereda setelah dilakukan negosiasi antara perwakilan dua kubu di Polres Sragen.
Namun karena tidak ada titik temu, massa PSHT Cabang Sragen Pusat Madiun kemudian bersikukuh hendak membubarkan pengesahan di Gedung SMS.
Sekitar pukul 18.30 WIB, massa dari PSHT Cabang Sragen Pusat Madiun perlahan mulai bergerak ke arah gedung SMS di Sine.
Untuk menghindari bentrokan, personel Polres langsung membuat pagar betis mengadang gerakan massa itu. Massa sempat tertahan di perempatan Pos Lantas Sragen Kota.
Namun massa terus bergerak menuju Beloran. Di pertigaan Beloran menuju arah Gedung SMS, mereka kembali berhadapan dengan pagar betis polisi bersenjata lengkap. Sebagian berusaha menerobos lewat jalan kampung.
Lokasi gedung SMS juga dijaga puluhan personel polisi. Beruntung bentrok tak sampai terjadi.
Namun situasi sempat memanas. Bahkan hingga pukul 22.30 WIB, massa masih bertahan dan Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel sampai terjun ke lokasi.
Hingga berita ini diturunkan, pihak petinggi PSHT belum bisa dikonfirmasi. Pun dengan Kapolres juga belum bisa dimintai keterangan. Wardoyo