Beranda Daerah Karanganyar Duta Guru Berprestasi asal Karanganyar Ungkap Beda Pembelajaran Jarak Jauh di Uni...

Duta Guru Berprestasi asal Karanganyar Ungkap Beda Pembelajaran Jarak Jauh di Uni Emirat Arab dengan di Indonesia Saat Masa Pandemi. Di UEA Jaringan Internet Mak Wuss, di Indonesia Internetnya?

Duta guru berprestasi Indonesia asal Karanganyar, Siti saat melakukan virtual conference dengan UEA. Foto/Wardoyo

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Lima duta guru berprestasi Indonesia yang ditunjuk Kementerian Pendididkan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerjasama dengan Uni Emirat Arab (UEA), melaksanakan virtual conference  pembelajaran praktek yang baik selama pandemi Covid-19.

Satu dari kelima guru itu ternyata dari Karanganyar. Kelima duta guru berprestasi yang melakukan presentasi antar dua negara tersebut masing-masing, Arifin  guru SMA Negeri 2 Wonosari, Sulistyawati guru SMK Negeri 2 Semarang.

Lantas Rudy Haryadi guru SMK negeri  Cimahi Jawa barat, Siti Chotijah, guru SD Negeri 01 Suruh Tasikmadu,  Karanganyar serta Sigit Suryono guru SMP Negeri 1 Wonosari.

Siti Chotijah, salah satu perwakilan guru SD usai mengikuti virtual conference, menyampaikan materi dampak psikologis guru,orang tua dan siswa sebagai dampak pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara terus menerus.

“Ada lima hal yang saya sampaikan untuk mengatasi agar guru, siswa dan orang tua tidak berlarut-larut atau mengalami depresi. Yakni melalui  comunincation, learning, sharing and colaboration,” paparnya kemarin.

Baca Juga :  Kesbangpol dan IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama

Siti menguraikan dari kegiatan virtual conference tersebut banyak hal yang diperoleh. Terutama yang berkaitan dengan proses PJJ yang sampai saat ini masih terus berlangsung, baik di Indonesia maupun di UEA.

“Selama masa pandemi, proses PJJ di UEA hampir tidak mengalami kendala. Karena di negara ini mayoritas siswa memilki telepon pintar, serta didukung jaringan internet yang cukup kuat. Sedangkan di Indonesia, PJJ masih menghadapi kendala. Di sampong belum seluruhnya siswa memiliki telepon pintar, kekuatan jaringan internet masih menjadi kendala utama. Makanya dalam proses PJJ masih mengalami kendala,” jelasnya.

Dari sisi tenaga pendidik, Siti menyebut, rata-rata telah memiliki kemampuan dalam hal penguasaan teknologi. Bahkan secara umum, ia menilai kondisi Indonesia sebenarnya hampir sama dengan UEA yang notabene memiliki kemampuan di atas rata-rata.

Baca Juga :  Kesbangpol dan IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama

Yang perlu digarisbawahi dari kegiatan itu, menurutnya guru seharusnya mengikuti perkembangan zaman.

“Jangan pernah berhenti belajar meskipun ditengah pandemi, Covid-19 ini. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan materi pembelajaran,”pungkasnya. Wardoyo